banner 1000x130 **************************************** banner 1000x130 banner 2500x3000

Perseteruan Panas Warga dan Sekolah Petra Gara-Gara Jalan Macet di Tompotika

banner 2500x130 banner 2500x130 banner 1000x130

Surabaya | Nusantara Jaya News – Perseteruan antara warga dan sekolah Petra di jalan Manyar Tirtoasri, Surabaya kian memanas, memicu berbagai penafsiran liar di tengah masyarakat. Klarifikasi pun datang dari pihak warga, menanggapi kabar bahwa sekolah Petra membayar iuran keamanan sebesar Rp 105 juta per bulan untuk RW 4, RW 5, dan RW 7 di perumahan tersebut.

Ketua RW 4, Hj Lulu Lili Aldjufri Hasan mengungkapkan bahwa mereka tidak mau mempermasalahkan lagi mengenai iuran dari Petra, yang penting daerahnya tidak macet, aman, dan terhindar dari polusi.

banner 2500x130

“Kami sudah tidak mau lagi mempermasalahkan iuran dari Petra, apalagi sudah 5 bulan mereka tidak bayar terhitung dari bulan Maret 2004 sampai sekarang. Kami butuh daerah tidak macet, aman dan terhindar dari polusi udara,” ujar Lili sapaan akrabnya, saat dihubungi wartawan,Jumat (2/8/2024) kemarin.

Lili menambahkan, perlu kami luruskan biar informasinya akurat dan edia tidak asal mempelintir berita, bahwa Petra bukan membayar iuran ke 3 RW tersebut dengan nilai total 105 juta, melainkan Petra bersama dengan RW 4, RW 5, RW 7 ini membayar iuran masing – masing Rp 32 juta dan tahun ini naik sebesar Rp 37 juta.

“Kenaikan iuran keamanan di kompleks Perumahan Tompotika Surabaya ini, pada awal 2024 pihak RW memang menaikkan iuran dari Rp 32 juta menjadi Rp 35 kita per bulan yang akan dikelola bendahara keamanan untuk kenaikan gaji satpam,” ungkapnya.

“Sebanyak 40 orang dan hampir 4 tahun ini tidak pernah naik gaji. Gaji mereka per orang Rp 2,7 juta per bulan dan pihak RW berinisiatif menaikkannya jadi Rp 3 juta agar mendekati UMR,” tutur Lili.

Lili membatahnya yang berkaitan masalah kenaikan iuran keamanan itu, sekolah Petra ini tidak pernah dilibatkan.

“Pihaknya kami susah memberi tahu ke Petra bahwa akan terjadi kenaikan Rp 35 juta. Dari pemberitahuan tersebut hal ini mengawali Petra tidak mau membayar Rp 35 juta. Padahal 3 RW ini tetap membayar Rp 35 juta,” tutur Lili.

Selain itu, Lili menerangkan bahwa informasi yang dia nilai keliru, dimana Tiktok Cak Ji yang viral disebutkan Petra Rp 32 juta kepada setiap RW di Kompleks Perumahan Tompotika per  bulan atau dengan total Rp 100 juta lebih. Menurunkan, tidak seperti itu.

“Setiap RW dibebani iuran keamanan sebesar Rp 32 juta diantaranya RW IV, RW V, dan RW VII masing-masing memasukkan uang iuran keamanan sebesar Rp 32 juta, termasuk Petra juga memasukkan iuran keamanan sebesar Rp 32 juta,” imbuhnya.

“Bukan seolah-olah Petra memberikan uang Rp 32 juta kepada 3 RW. Itu salah informasinya,” tegas Lili.

Sementara itu, mereka menyayangkan kehadiran Cak Armuji untuk mediasi antara warga dan Petra, bukannya ada solusi namun tetap tidak menemukan solusi yang terbaik.

“Kami sudah tidak mau membahas itu lagi, tapi. Kok kenapa ya kedatangan cak Armuji  kemarin itu membahas ini? Kami kan sudah bilang, sudah pak kami sudah enggak mau bahas lagi terkait iuran dari Petra,” ucap dia.

“Berkali kali kami mediasi namun tidak ada kesepakatan yang terbaik. Warga kepingin jalan diwilayahnya tidak macet, tidak ada sampah, polusi apalagi bau pesing kencing sopir- sopir yang mengantar anak sekolah,” tandasnya.

Selain itu pihak RW merasa Dipojokkan. Konflik ini berlanjut dengan mediasi di DPRD Kota Surabaya. Petra melaporkan masalah itu ke Komisi C DPRD Surabaya dan pihak RW dipanggil dalam rapat dengar pendapat. Ia mengaku saat pertemuan di Komisi C justru perwakilan warga merasa dipojokkan dan didesak oleh DPRD.

Ditempat terpisah, sejumlah warga juga protes, terkait kemacetan di kawasan jalan keluar masuk menuju kompleks Perumahan Tompotika Kota Surabaya. Warga merasa kedatangan dan kepulangan siswa membuat kemacetan di Jalan Manyar Tirtomoyo.

“Kami selaku warga di kompleks Perumahan Tompotika, resah karena setiap hari jalan macet total, ulah kendaraan antar jemput anak sekolah Petra yang asal parkir dan menurunkan anak sekolah,” tukas dia.

“Kami juga khawatir ketika terjadi kebakaran, atau ada warga yang membutuhkan pertolongan menuju rumah sakit, sementara akses jalan macet, itu sangat meresahkan dan membahayakan bagi kami selaku warga di kompleks Perumahan Tompotika,” protes warga.

banner 1000x130
banner 2500x130 banner 1000x130
banner 1000x130 banner 2500x130