Jembrana |Nusantara Jaya News – Sebagai langkah memperkuat koordinasi antar Kelompok Pelestari Penyu (KPP) di seluruh Bali, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali meresmikan Asosiasi Kelompok Pelestari Penyu Bali (AKPPB) di KPP Kurma Asih, Desa Perancak, Kabupaten Jembrana. Pembentukan asosiasi ini menjadi tonggak penting bagi penguatan kelembagaan masyarakat pesisir dalam upaya pelestarian penyu yang berkelanjutan, berbasis kearifan lokal dan semangat kolaborasi.
Acara peresmian dihadiri oleh Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali,
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya
Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, serta perwakilan lembaga konservasi dan 32 Kelompok Pelestari Penyu (KPP) binaan BKSDA Bali.
Dalam sambutannya, Kepala Balai KSDA Bali, Ratna Hendratmoko, menyampaikan bahwa
terbentuknya AKPPB merupakan hasil proses panjang dari pembinaan dan pendampingan
terhadap kelompok pelestari penyu di Bali.
“Asosiasi ini adalah bukti nyata gerakan sosial (Sosial movement) yang sangat penting karena
berperan sebagai motor penggerak perubahan, advokasi, dan peningkatan kesadaran publik
terhadap isu-isu konservasi keanekaragaman hayati dam kekompakan masyarakat pesisir Bali dalam menjaga kelestarian penyu.
Melalui AKPPB, kita ingin memastikan kegiatan konservasi dan wisata edukasi penyu di Bali berjalan sesuai aturan perundangan, berkelanjutan, dan memberikan manfaat bagi masyarakat,” ujar Ratna Hendratmoko.
Pembentukan AKPPB telah disahkan melalui Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor AHU-0007593.AH.01.07.TAHUN 2025, tanggal 17 September 2025, dan merupakan tindak lanjut dari Rapat Apresiasi Kelompok Pelestari Penyu se-Bali yang dilaksanakan BKSDA Bali pada 21 Januari 2025 di Denpasar.
Kegiatan peresmian ditandai dengan penyerahan SK dan Akta AKPPB, deklarasi bersama anggota asosiasi, penyerahan penghargaan, serta pelepasliaran tukik di Pantai Perancak, Jembrana, sebagai simbol komitmen terhadap pelestarian penyu di Bali.
Ketua AKPPB dalam sambutannya menegaskan komitmen seluruh anggota asosiasi untuk
memperkuat koordinasi dan komunikasi lintas wilayah.
“Kami ingin AKPPB menjadi ruang kolaborasi dan pembelajaran bagi seluruh kelompok pelestari penyu di Bali. Dengan satu wadah resmi, sinergi dengan pemerintah dan mitra konservasi akan semakin kuat, dan upaya pelestarian penyu akan lebih terarah,” ujarnya.
Pembentukan AKPPB juga diharapkan mampu memperkuat posisi masyarakat pesisir sebagai
garda terdepan dalam menjaga populasi penyu dan ekosistem lautnya, sekaligus mempromosikan nilai budaya dan adat Bali yang menjunjung tinggi harmoni dengan alam.
Perwakilan dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Denpasar, Ibu Agustin menyampaikan apresiasi kepala Balai KSDA Bali atas inisiasi terbentuknya asosiasi kelompok pelestari penyu Bali dan mendukung kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan AKPPB”
Kepala KPH Bali Barat – Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, Bapak Agus
Sugianto, menyampaikan bahwa kegiatan yang dilakukan asosiasi dan upaya konservasi satwa
liar khususnya penyu sejalan dengan visi misi Provinsi Bali, yakni “nangun sad kerthi loka Bali”.
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, Putu Candra Dinata, dalamsambutannya
menyampaikan kegiatan ini merupakan salah satu kolaborasi antar instansi pemerintah dan
masyarakat, dalam upaya pelestarian penyu ini, Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Bali
mendukung pembentukan asosiasi ini sebagai wadah kolaborasi antar pihak.
Kegiatan diakhiri dengan sesi ramah tamah dan refleksi bersama seluruh peserta sebagai bentuk syukur atas terbentuknya wadah perjuangan bersama ini.
Balai KSDA Bali berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi lintas sektor dan
mendorong kolaborasi masyarakat dalam pelestarian penyu sebagai bagian dari upaya
menjaga keseimbangan ekosistem pesisir dan laut di Pulau Dewata.(red)


****************************************












