****************************************
Riau |Nusantara Jaya News – Di tengah hiruk-pikuk kritik yang diarahkan kepada Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Wakil Bendahara Umum DPP IKA UIR, Muhammad Aditya Febrialdi, angkat suara. Ia menegaskan bahwa apa yang terjadi hari ini bukanlah potret kegagalan menteri yang baru bekerja, melainkan warisan panjang kerusakan yang sudah mengakar jauh sebelum jabatan itu disandang.(7/12)
“Kita harus jujur: kerusakan hutan Indonesia bukan lahir dalam semalam. Ini bukan ulah satu kebijakan atau satu periode. Pak Raja Juli Antoni hari ini justru sedang membersihkan tumpukan persoalan yang ditinggalkan bertahun-tahun. Beliau bukan penyebab masalah—beliau sedang menyapu lantainya,” tegas Aditya.
Ia menyoroti fakta bahwa bahkan ketika bencana sedang berlangsung, masih ada mafia berkeliaran leluasa membabat hutan. Untuknya, fenomena itu bukan hanya memprihatinkan, tetapi juga menunjukkan betapa kuat dan dalamnya jaringan yang merusak ekosistem negeri ini.
“Kalau di saat rakyat sedang was-was menghadapi banjir dan tanah longsor, mafia hutan masih sempat beroperasi, maka itu bukan lagi persoalan teknis—itu peringatan keras bahwa negara harus benar-benar hadir. Dan kami melihat keberanian itu ada pada Pak Menteri,” ujarnya.
Aditya menegaskan bahwa IKA UIR siap mengawal setiap kebijakan yang bertujuan membersihkan sektor kehutanan dari kepentingan gelap. Ia berharap era Raja Juli Antoni menjadi garis tegas yang memisahkan masa lalu yang carut-marut dengan masa depan yang lebih bersih.
“Ini bukan sekadar soal hutan. Ini soal martabat negara dan PR kita bersama demi generasi yang akan hidup di tanah yang kita tinggalkan. Karena itu, kami mendukung langkah Pak Raja Juli Antoni. Kami ingin melihat hutan Indonesia berdiri kembali—tanpa mafia, tanpa perusakan, dan tanpa kompromi,” pungkasnya. (Jhd)
