Surabaya |nusantarajayanews.id – Eks Lokalisasi Moroseneng yang berada di Jalan Sememi Jaya Surabaya, kembali di padati para lelaki hidung belang. Hal tersebut, diketahui saat awak media ini melakukan penelusurannya pada hari Minggu Dinihari (27/08/2023) tadi.
Terlihat para Germo dengan leluasanya berdiri di depan beberapa rumah-rumah kosong mulai dari Sememi Jaya Gang 1 dan Gang 2, menjajakan para wanita pekerja seks komersial kepada lelaki hidung belang yang datang dilokasi.
Tarif yang sangat relatif menjadi paduan tersendiri oleh para Germo untuk menarik minat para lelaki hidung belang melakukan hubungan bak suami istri di tiap-tiap bilik.
“Monggo mas.. dua kali main cuman bayar 200 ribu rupiah saja. Saya jamin wanita-nya full servis, mau diapakan saja mau,” kata salah satu Germo di Sememi Jaya Gang 1, sambil menunjukkan wanita pekerja seks komersial yang duduk di Sofa.
Tak hanya tertuju pada Sememi Gang 1, yang dijadikan penelusuran oleh awak media ini, tempat lainnya seperti di Sememi Jaya Gang 2, juga banyak para Germo menjajakan wanita seks komersial.
Dengan pintu yang terkunci dari luar, seolah rumah tanpa berpenghuni. Namun, didalam banyak para wanita-wanita seks komersial duduk di Sofa yang bersandingan dengan bilik-bilik lengkap tempat eksekusi.
“Disini paling murah mas.. hanya 180 ribu. Wanita-nya hanya tinggal dua orang, dan yang lainnya sudah laku,” cetus salah satu Germo yang berada di Sememi Jaya Gang 1 Surabaya.
“Saya jamin gak akan kecewa, dengan wanita-wanita saya. Full servis hanya 180 ribu rupiah ini termasuk paling murah, mainan dua kali jalan,” imbuhnya.
Menurut keterangan warga sekitar, bahwa pengoperasian tempat eks lokalisasi Moroseneng sudah lama berjalan dan aktifitas kucing-kucingan guna menghindari pantauan petugas.
“Tempat prostitusi disini, sudah lama berjalan. Dan setahu saya ada dua tempat saja yaitu di Sememi Jaya Gang 1 dan Gang 2 saja,” singkat salah satu warga yang enggan dipublikasikan namanya itu.
Meski lokalisasi Moroseneng sudah resmi ditutup sejak tahun 2012 yang lalu, oleh Tri Rismaharini yang pada saat itu menjabat sebagai Walikota Surabaya, namun hingga sampai kini eks lokalisasi Moroseneng masih bebas melakukan aktifitasnya.
Hingga berita ini ditayangkan, awak media masih mencoba mengklarifikasi kepada instansi terkait tentang kebebasan ajang prostitusi yang sudah lama beroperasi itu. (Red)