Surabaya |nusantarajayanews.id,– Hingga 2024 mendatang, masa jabatan kepemimpinan pasangan Presiden, Joko Widodo dan Wakil Presiden, Ma’ruf Amin (Jokowi-Ma’ruf) tidak lama lagi. Kepuasan terhadap kinerja pasangan ini masih sangat tinggi di hati masyarakat Jatim. Hasil riset yang dilakukan Surabaya Survey Center (SSC) menunjukkan sebanyak 80.9% masyarakat yang menjadi responden survei menyatakan puas terhadap kinerja Jokowi, sementara 63.3% responden menyatakan puas terhadap kinerja Wapres Ma’ruf Amin.
Peneliti Senior SSC, Ikhsan Rosidi mengungkapkan dari keseluruhan responden hanya 3.8% yang tidak puas dengan kinerja Jokowi, serta 13.3% menyatakan kurang puas dan sisanya yang 2% menyatakan tidak tahu/tidak menjawab. Sementara, responden yang kurang puas terhadap kinerja Ma’ruf menunjukkan angka 26.8% dan 7.5% dari mereka menyatakan tidak puas. Sisanya, 2.4% responden menyatakan tidak tahu/tidak menjawab. “Angka ini stabil dan cenderung meningkat untuk kepuasan kinerja Jokowi Ma’rif. Meski demikian, masyarakat lebih puas dengan kinerja Jokowi dibandingkan Ma’ruf. Hal ini tentu saja tidak dapat dipungkiri menjadi indikasi kuat dalam persepsi masyarakat Jatim bahwa Presiden jokowi dianggap berhasil memimpin Indonesia selama hampir 2 periode masa kepemimpinannya, baik sebagai kepala negara maupun sebagai kepala pemerintahan”, jelasnya.
Lebih lanjut, Ikhsan mengatakan fakta ini menunjukkan bahawa masyarakat masih mempercayai duet Jokowi-Ma’ruf Amin sejauh ini. “Terkait kepuasan kinerja, Tingkat kepuasan masyarakat yang tinggi terhadap kinerja Presiden dan Wapres ini menunjukkan bahwa duet kepemimpinan nasional ini, dalam persepsi masyarakat mampu menjalankan agenda dan menyelesaikan berbagai masalah pembangunan yang muncul serta masih dipercaya oleh masyarakat untuk memimpin Indonesia hingga purna masa tugas pada tahun 2024 mendatang”, ujar Ikhsan.
Sebagai informasi, SSC adalah salah satu lembaga survei yang bernaung dibawah Asosiasi Survei Opini Publik Indonesia (ASOPI) dan aktif dalam berbagai kegiatan riset opini publik sejak 16 tahun lalu, tepatnya sejak 7 Juli 2007. Hasil penelitian yang dilakukan oleh SSC ini dilaksanakan dari tanggal 25 Juli – 03 Agustus 2023 di 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Sebanyak 1.200 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Penentuan responden dalam setiap Kartu Keluarga (KK) dilakukan dengan bantuan kish grid.
Masyarakat Jatim Puas Terhadap Kinerja Pasangan Khofifah – Emil Surabaya – Masyarakat Jatim sejauh ini masih merasa puas dengan kinerja pasangan Gubernur, Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur, Emil Elestianto Dardak (Khofifah – Emil). Hasil riset yang dilakukan Surabaya Survey Center (SSC) terhadap tingkat kepuasan warga Jatim pada kinerja Gubernur Khofifah dan Wakilnya Emil menunjukkan angka yang signifikan, yakni sebanyak 74.2% masyarakat Jatim puas terhadap kinerja Khofifah, sementara kepuasan terhadap Wakil Gubernur Jatim sebanyak 74.6%.
Direktur Riset SSC, Moh. Edy Marzuki menuturkan hanya 2% yang tidak puas dengan kinerja Khofifah, serta 20% menyatakan kurang puas dan sisanya yang 3.8% menyatakan tidak tahu/tidak menjawab. Sementara, yang kurang puas terhadap kinerja Emil Dardak menunjukkan angka 21.2% dan 1.5% dari mereka menyatakan tidak puas. Sisanya, 2.7% responden menyatakan tidak tahu/tidak menjawab. “Dari hasil survei menunjukkan, kepuasan masyarakat terhadap kinerja Gubernur dan Wakil gubernur masih relatif tinggi. Ini menunjukkan bahwa pasangan ini dianggap masih mampu menyelasaikan masalah-masalah pembangunan yang dihadapi warga Jawa Timur, masyarakat juga menganggap Khofifah-Emil dapat melahirkan kebijakan yang menyentuh hati masyarakat secara langsung”, jelasnya.
Lebih lanjut, pria yang juga dosen di Universitas Yudharta Pasuruan ini mengatakan. “Terkait kepuasan kinerja, tentunya ini menjadi evaluasi bagi Khofifah – Emil, dan perlu ada pembagian wilayah kerja antara Gubernur dan Wakil Gubernur sehingga roda pemerintahan Jawa Timur berjalan optimal”, ujar Edy.
Ganjar Pranowo Kuat sebagai Tokoh Keberlanjutan menurut Masyarakat Jatim, Sementara Anies Baswedan Kuat sebagai Tokoh Perubahan Jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang nama Ganjar Pranowo semakin santer disebut sebagai salah satu kandidat Capres dengan potensi besar untuk memenangi Pilpres 2024. Demikian pula di masyarakat Jawa Timur. Pasalnya, menurut hasil riset yang dilakukan Surabaya Survey Center (SSC) terkait siapakah tokoh yang dianggap mampu melanjutkan visi-misi dan program kerja Jokowi, nama Ganjar bertengger sebagai Tokoh Keberlanjutan dengan perolehan 23.3% dengan diikuti secara ketat oleh Prabowo Subiyanto dengan 21.5%.
Peneliti Senior SSC, Ikhsan Rosidi mengungkapkan masih ada nama-nama lainnya seperti putra Jokowi yakni Gibran Rakabuming dengan 10%, Erick Thohir 8.2%, Mahfud MD 8%, Khofifah Indar Parawansa 5.8%. “Sementara lainnya hanya di bawah 5%, seperti Sandiaga Uno dengan 3.2%, Ridwal Kamis 2.4%, bahkan Anies Baswedan hanya 1.6%. Kemudian Agus Harimurti Y. dan Muhaimin Iskandar keduanya memeroleh 1.2%, dan Airlangga Hartanto hanya 1%, serta yang menjawab lainnya 0,8%. Sebanyak 11.8% yang menjawab tidak tahu/tidak menjawab”, urainya.
Simulasi Tiga Capres, Ganjar Puncaki Bursa Pilpres di Jatim dengan Elektabilitas 41,5% Pemilihan Presiden (Pilpres) yang akan dilaksanakan pada 2024 mendatang, atmosfir mengenai nama-nama Calon Presiden (Capres) makin santer di masyarakat. Dari nama-nama populer yang telah mendeklarasikan diri sebagai Capres, nama Ganjar Pranowo melejit dan secara elektabilitas berhasil meraih hati masyarakat Jawa Timur. Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, memuncaki perolehan dengan 41.5%, jika pilpres hanya diikuti oleh 3 capres, yakni Ganjar Pranowo sendiri, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Hal itu diungkapkan oleh Peneliti Senior Surabaya Survey Center (SSC), Ikhsan Rosidi berdasarkan hasil riset yang telah mereka lakukan sebelumnya. “Di Jawa Timur, Ganjar memang masih kuat elektabilitasnya, bila pemilihan presiden 2024 hanya diikuti oleh 3 kandidat presiden, bersama Prabowo Subianto dan Anies Baswedan”, kata Ikhsan.
Berdasar hasil survei, perolehan elektabilitas Ganjar memimpin dibandingkan dengan dua nama lainnya, yakni Prabowo Subianto dengan perolehan 37.8%, serta Anies Baswedan, yang memeroleh angka elektabiltas 17.3%. “Yang menarik adalah, meskipun memimpin, angka elektabilitas Ganjar terpaut tidak terlalu jauh dengan Prabowo Subiyanto yang berada di urutan kedua, sehingga hasil ini dapat menjadi semacam alarm bagi Ganjar bahwa performa elektoral di Jatim masih perlu untuk dikuatkan ke depannya”, imbuhnya.
Secara Elektabilitas Ganjar Pranowo Bertengger di Jatim dengan 33,5%, Sementara Prabowo 28,4% Hingar bingar segala yang berkaitan dengan pelaksanan Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 semakin terasa dinamis dan hangat, tak terkecuali pernik dinamika terkait elektabilitas para Calon Presiden (Capres) yang akan maju pada pemilu mendatang. Saat ini nama Ganjar Pranowo tercatat terus menunjukkan tren menanjak elektabilitasnya dan menjadi menjadi pemuncak favorit bakal capres pilihan warga Jawa Timur. Pria dengan kekhasan rambut putih ini, Ganjar Pranowo, memuncaki perolehan tingkat elektabilitas dengan angka 33.5%.
Hal itu diungkapkan oleh Peneliti Senior Surabaya Survey Center (SSC), Ikhsan Rosidi berdasarkan dari hasil riset yang telah mereka lakukan sebelumnya. “Di wilayah Jawa Timur ini, Ganjar masih bertengger di puncak elektabilitas, tren positif peningkatan angka elektabilitas ini semakin menguatkan dirinya mampu merebut hati masyarakat Jatim, meski masih dibayangi secara ketat oleh beberapa nama, baik itu Prabowo Subianto maupun Anies Baswedan” kata Ikhsan.
Di survei elektabilitas, Ganjar diikuti Prabowo dengan perolehan 28.4%, serta Anies Baswedan memeroleh 12.4%. “Sementara, nama-nama lain yang muncul masih di bawah 5 persen, Agus Harimurti Yudhoyono dengan 4.5%, Ridwan Kamil dan Khofifah I.P., keduanya memeroleh 4.2%, Mahfud MD dengan 1.8%, Erick Thohir dengan 1.6%, Muhaimin Iskandar 1.2%, dan Airlangga Hartarto serta Sandiaga Uno keduanya 0.8%. Sedangkan sebanyak 6.6% yang menjawab tidak tahu/tidak menjawab”, imbuhnya.
PDIP, Gerindra, dan Demokrat Partai Paling Nasionalis di Jatim Dari hasil survei yang dilakukan oleh Surabaya Survey Center (SSC) terhadap masyarakat Jawa Timur, PDI Perjuangan dipersepsikan masyarakat sebagai Partai Politik yang paling nasionalis. Disusul dua partai berikutnya yakni Gerindra dan Demokrat.
Direktur Riset SSC, Moh. Edy Marzuki mengatakan PDIP menjadi partai politik paling nasionalis dengan prosentase tertinggi. “Perolehannya sebanyak 26.2%. Diikuti oleh Gerindra dan Demokrat dengan 18.8% serta 13.2%,” paparnya.
Lebih lanjut, Edy menambahkan tiga partai tersebut sudah sewajarnya memeroleh hasil demikian. “Sebenarnya, apa yang dipersepsikan terhadap ketiga partai tersebut tidaklah mengejutkan. Ketiganya memang selalu mencitrakan diri sebagai partai nasionalis. Ini membuktikan bahwa citra yang mereka bangun berhasil diterima oleh masyarakat Jatim”, tambahnya.
Pria yang juga Dosen Universitas Yudharta Pasuruan menambahkan, selain partai di atas ada partai-partai yang mengikuti di antaranya Golkar dengan 7.5%, Nasdem dan Perindo yang keduanya 5%, PKB 4.8%, PPP 3.5%, dan PAN 3%. “Jauh di bawah itu pun dengan perolehan kurang dari 2 persen di antaranya PSI dengan 0.5%, PKS 0.4%, Hanura 0.3%. Sementara Partai Buruh, Gelora, PKN, Garuda, PBB, dan Ummat semuanya kompak memeroleh 0.1%. Kemudian, yang memilih tidak tahu/tidak menjawab sebanyak 11.2%, dan ini adalah potensi suara yang dapat diperebutkan agar bisa menyalip di tikungan akhir”, terangnya.
Inilah Tiga Partai Politik Paling Religius Menurut Masyarat Jatim Dari hasil survei yang dilakukan oleh Surabaya Survey Center (SSC) terhadap masyarakat Jatim, menunjukkan bahwa PKB jadi partai politik yang dianggap paling religius. Disusul dua partai berikutnya yakni PPP dan PKS.
Terkait hasil survei, Direktur Riset SSC, Moh. Edy Marzuki menyebut jika perolehan PKB bertengger di puncak dengan capaian 20.2%. “Baru diikuti oleh PPP dan PKS yang perolehannya di angka 16.2% dan 15%”, terang pria yang juga Dosen Unitversitas Yudharta Pasuruan ini.
Lebih lanjut Edy memaparkan partai lainnya yakni Partai Ummat dengan 7.8%, PBB 5.2%, dan PDI 5%. “Sementara lainnya masih di bawah 5 persen, diantaranya Demokrat 4.5%, Gerindra 4.2%, Golkar 2.5%, Nasdem 2.4%, Hanura 1.3%, Perindo 0.3%. Kemudian PSI, PKN, Garuda, Gelora, dan Buruh, semuanya kompak dengan perolehan 0.1%, dan yang memilih tidak tahu/tidak menjawab sebanyak 4.6%”, imbuhnya.
Apa yang dicapai PKB ini sedikit boleh dibilang mengejutkan. “Pasalnya, akhir-akhir ini mereka mencitrakan diri pula sebagai partai yang nasionalis. Tapi di sisi lain tidak dapat dipungkiri jika konstituen dan para pengurus PKB mayoritas lebih merupakan Tokoh dan kader dari NU,” pungkasnya.
Hal itu diungkapkan oleh Peneliti Senior Surabaya Survey Center (SSC), Ikhsan Rosidi berdasarkan dari hasil riset yang telah mereka lakukan sebelumnya. “Di Jawa Timur, masyarakat menilai Golkar paling berpengalaman dengan memeroleh 19.4% dengan dibayangi secara ketat oleh PDI dengan 19.2%, kemudian baru diikuti Demokrat dengan 14.8%. Partai lainnya seperti PPP, PKB, dan Gerindra masing-masing memeroleh 7.8%, 7.2%, dan 6.5%”, paparnya.
Lebih lanjut, Ikhsan mengatakan partai lain perolehannya masih di bawah 5 persen, yakni PAN dengan 4.4%, PKS 3.8%, PBB 2%, Nasdem 1.5%, Hanura dengan 1%, Perindo 0.8%, dan PSI 0.5%. “Sementara Gelora, PKN, Garuda, Buruh, dan Ummat semuanya sama-sama memeroleh 0.1%. Kemudian yang memilih tidak tahu/tidak menjawab sebanyak 10.6%”, imbuhnya.
PKS, Demokrat dan Gerindra, Partai yang Dianggap Masyarakat Jatim Paling Anti Korupsi PKS menjadi partai politik yang dianggap oleh masyarakat Jatim menjadi partai politik yang paling anti korupsi. Hal itu terungkap melalui hasil riset yang dilakukan oleh Surabaya Survey Center (SSC).
Direktur Riset SSC, Moh. Edy Marzuki mengatakan untuk partai politik anti korupsi, PKS berada di posisi pertama dengan perolehan 16.5%. “Sementara disusul Demokrat dengan 14.8%, dan Gerindra yang memeroleh 13.6%”, jelasnya.(red)