****************************************
Nusantara |nusantara jaya news – Pada masa Republik Indonesia Serikat (RIS), yang berlangsung dari 1949 hingga 1950, Indonesia sempat terbagi dalam negara-negara bagian dengan simbol-simbol tersendiri, termasuk beberapa suku yang memiliki bendera dan simbol identitas masing-masing.
Namun, secara historis, kebanyakan suku di Indonesia tidak memiliki bendera yang secara formal mewakili suku mereka sebelum era kemerdekaan atau pada masa RIS.
Biasanya, simbol yang digunakan oleh suku-suku lebih bersifat budaya, agama, atau berbasis wilayah kekuasaan tradisional (seperti kesultanan atau kerajaan).
Adapun beberapa suku yang memiliki pengaruh politik atau wilayah tertentu pada masa RIS dan sebelumnya mungkin menggunakan bendera sebagai simbol. Misalnya:
1. Aceh: Aceh memiliki sejarah panjang dengan Kerajaan Aceh Darussalam, yang menggunakan bendera merah dengan simbol bulan sabit dan pedang, terutama dalam konteks perang melawan penjajah.
2. Bali: Bali memiliki sistem kerajaan tersendiri dan menggunakan simbol-simbol kerajaan seperti Bendera Sang Dwiwarna (merah putih).
3. Melayu: Beberapa kerajaan Melayu seperti Kesultanan Riau-Lingga atau Kesultanan Melayu di Sumatera, menggunakan bendera dengan simbol Islam, seperti bulan sabit dan bintang.
4. Bugis dan Makassar: Dalam sejarah Sulawesi Selatan, kerajaan seperti Gowa dan Bone memiliki bendera tradisional masing-masing, sering kali dengan motif-motif lokal dan Islam.
5. Banten: Kesultanan Banten memiliki bendera yang berakar pada kebudayaan Islam, menggunakan motif bulan sabit dan bintang.
Namun, sebagian besar dari daftar suku-suku yang disebutkan tidak memiliki bendera suku yang secara resmi berkibar selama masa RIS.
Suku-suku seperti Jawa, Sunda, Betawi, Batak, Minangkabau, Dayak, Madura, dan lain-lain lebih dikenal melalui simbol budaya dan tidak mengibarkan bendera suku secara politik atau militer di masa RIS.
Sebagian besar wilayah Indonesia pada masa RIS dibagi berdasarkan negara-negara bagian seperti Negara Indonesia Timur (NIT), Negara Pasundan, dan Negara Sumatera Timur, yang memiliki simbol bendera tersendiri sebagai representasi negara, bukan suku.
(Sejarah Nusantara)
