****************************************
Suku Bugis merupakan salah satu suku bangsa yang mendiami Sulawesi Selatan dan dikenal memiliki sejarah bahari yang panjang dalam peradaban Indonesia.
Keahlian mereka dalam mengarungi lautan telah terbukti sejak lama, tidak hanya di perairan Indonesia tetapi juga sampai ke luar negeri seperti Malaysia, Filipina, Australia, dan bahkan sejauh Madagaskar di Afrika.
Dalam pelayaran dan perdagangan, suku Bugis menggunakan berbagai jenis perahu tradisional seperti pinisi, lambo’ (palari), lambo’ calabai, jarangka’, soppe’, dan pajala. Di antara jenis-jenis tersebut, perahu pinisi menjadi yang paling terkenal dan identik dengan identitas suku Bugis. Karena popularitasnya, pinisi kemudian dikenal sebagai “perahu Bugis,” meskipun digunakan oleh pelaut dari berbagai etnis yang bisa berbahasa Bugis.
Terdapat beberapa versi asal-usul pinisi. Salah satu versi menyatakan bahwa perahu pinisi dibuat oleh seseorang bernama Martin Perrot, keturunan Prancis-Jerman, yang melarikan diri ke Kuala Trengganu.
Di sana, ia bekerja sebagai tukang kayu dan ditugaskan oleh Sultan Baginda Omar untuk membuat perahu yang mirip dengan perahu dari Barat. Hasilnya adalah sebuah perahu layar bertiang dua yang sangat menyerupai pinisi yang kita kenal sekarang.
Namun, versi lain dari Sulawesi Selatan menyatakan bahwa perahu pinisi telah ada sejak abad ke-14 atau 16 Masehi. Menurut cerita ini, pinisi pertama kali dibuat oleh putra bangsawan lokal dan menjadi simbol kejayaan pelayaran orang Bugis dalam perdagangan dan budaya bahari.
Terlepas dari asal-usulnya, perahu pinisi telah menjadi warisan budaya yang mengukuhkan posisi suku Bugis sebagai bangsa pelaut ulung.
(Sejarah Nusantara)
