Ubud | Nusantarajayanews.id – Mesuwunan berasal dari kata “nyuwun” adalah salah satu Seni, Adat, Budaya, Tradisi yang ada di Bali. Dahulu Mesuwunan khusus di lakukan oleh perempuan Bali namun seiring perkembangan jaman, laki- laki pun mulai melakukannya.
Mesuwunan merupakan sarana banten (sesajen) yang diletakkan di atas kepala tanpa memeganginya.
Pemilik Yayasan Kaori Welas Asih (YKWA) Ni Kadek Winnie Kaori Intan Mahkota, dalam tayangan YouTube nya, jumat (27/12/2024) menyebut bahwa Mesuwunan adalah salah satu warisan budaya Bali yang tidak boleh di lupakan.
“Sebagai wanita Bali kita harus bisa melajah (belajar) Mesuwunan. Mesuwunan jangan di lupakan dan jangan nanti takut belajar tidak ada salahnya mencoba dan Mesuwunan itu tidak berat dan ini adalah salah satu warisan budaya yang kita punya” Kata Winnie Kaori.
Kaori juga menyampaikan bahwa sesajen yang dipersembahkan kehadapan Tuhan tidak harus mewah dan tidak harus dipaksakan. Ia menyarankan sesajen yang dipersembahkan harus tulus dan iklas.
“Persembahkanlah banten seiklasnya. Bila tidak punya buah boleh pakai sekar atau bunga atau daun. Persembahaan yang tulus iklas itulah yang di terima. Jika tidak punya babi guling ya ayam panggang, tidak punya ayam panggang ya telur asin. Dan itulah uniknya Hindu di Bali, apa yang kita punya itulah yang kita persembahkan dengan catatan tulus iklas, “imbuh Kaori.
Mesuwunan juga sering dijadikan ajang lomba guna tetap melestarikan budaya Bali. Mesuwunan wajib dilestarikan. (Tik).