NTB |Nusantara Jaya News – Seorang pemuda berinisial MO (20) diamankan oleh Satreskrim Polresta Mataram usai melakukan tindak penganiayaan terhadap bayi kandungnya yang masih berusia dua bulan. Peristiwa memilukan ini terjadi di kediaman mereka yang berlokasi di Desa Jatisela, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Sabtu (11/5) sore.
Menurut keterangan dari ibu korban, yang juga merupakan pasangan pelaku, insiden itu terjadi saat dirinya tengah menyusui sang bayi. Tiba-tiba, MO yang berada di dalam rumah tersulut emosi karena bayi mereka terus-menerus menangis.
“Dipukul di bagian mata sekali, bagian ubun-ubun dengan tangan mengepal. Terakhir, bayinya dipukul di bagian dada. Sampai anak itu menangis tapi nggak bersuara,” ungkap ibu korban dengan suara gemetar saat memberikan keterangan kepada awak media, Minggu (12/5).
Akibat tindakan brutal tersebut, bayi malang itu mengalami luka serius. Ia segera dilarikan ke rumah sakit oleh pihak keluarga. Berdasarkan hasil pemeriksaan medis, ditemukan sejumlah luka lebam di pipi kiri, luka di bagian dada, serta tiga luka lain di telapak kakinya. Beruntung, nyawa bayi berhasil diselamatkan dan kini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit setempat.
Menanggapi laporan warga dan informasi dari rumah sakit, pihak kepolisian langsung bergerak cepat. “Kejadiannya di wilayah Ampenan. Kami menerima laporan bahwa ada bayi yang dirawat di rumah sakit dalam kondisi babak belur. Tim kami langsung melakukan penyelidikan dan berhasil mengamankan pelaku,” ujar Kasatreskrim Polresta Mataram, AKP Regi Halili.
MO saat ini telah diamankan di Mapolresta Mataram guna pemeriksaan lebih lanjut. Polisi juga masih menunggu konfirmasi dari pihak keluarga korban untuk memastikan langkah hukum yang akan diambil selanjutnya.
“Kami akan terus mendalami motif dan kondisi psikologis pelaku. Sementara ini, pelaku mengaku terpancing emosi karena tangisan bayi yang tak berhenti. Namun, hal tersebut tetap tidak bisa dibenarkan,” tambah AKP Regi.
Kasus ini menambah daftar panjang kekerasan dalam rumah tangga, terutama yang melibatkan anak sebagai korban. Polisi mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dan segera melaporkan bila menemukan indikasi kekerasan, terutama terhadap anak-anak yang tidak berdaya. (Red)