Denpasar |Nusantara Jaya News – Optimisme konsumen di Provinsi Bali terus menunjukkan tren positif meskipun dihadapkan pada tantangan ekonomi global dan nasional yang semakin dinamis. Berdasarkan hasil Survei Konsumen Bank Indonesia Provinsi Bali periode Maret 2025, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat sebesar 139,0 atau meningkat 0,9% secara bulanan (mtm) dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di angka 137,8. Capaian ini mengindikasikan bahwa keyakinan konsumen Bali terhadap kondisi ekonomi masih berada di zona optimis (indeks > 100). (5/5/25)
Peningkatan IKK ini sejalan dengan momentum perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) seperti Nyepi dan bulan Ramadan yang turut mendorong aktivitas konsumsi masyarakat. Menariknya, pencapaian IKK Bali jauh melampaui angka nasional yang justru mengalami penurunan dari 126,4 menjadi 121,1.
Kenaikan IKK terutama didorong oleh peningkatan pada komponen Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang tumbuh 2,8% (mtm) menjadi 151,3, mencerminkan harapan positif masyarakat terhadap kondisi ekonomi ke depan. Namun demikian, pertumbuhan IKK secara keseluruhan tertahan oleh penurunan pada komponen Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) yang melemah sebesar 1,3% (mtm) ke posisi 126,7.
Meskipun IKE mengalami koreksi, Indeks Kegiatan Usaha Saat Ini tetap terjaga di atas angka 100,0, menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi di Bali masih dalam tren ekspansif. Hal ini diperkuat dengan berbagai upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat, antara lain melalui intensifikasi operasi pasar murah serta pemantauan harga komoditas bahan pangan utama seperti beras, cabai, bawang, telur, gula pasir, dan minyak goreng.
Selain itu, pada periode Idulfitri 2025, pemerintah juga memberikan stimulus berupa diskon harga tiket pesawat yang membantu mendorong mobilitas dan konsumsi masyarakat. Hasilnya, inflasi Bali sampai dengan Maret 2025 tetap terkendali di level 1,89% (yoy), berada dalam rentang target nasional sebesar 2,5±1%.
Bank Indonesia Provinsi Bali bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus memperkuat sinergi dalam menjaga stabilitas inflasi guna melindungi daya beli masyarakat. Stabilitas ini menjadi landasan penting dalam mendorong konsumsi rumah tangga, peningkatan investasi, serta pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Bali.
Ke depan, kolaborasi erat antara Bank Indonesia, pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat diharapkan dapat terus diperkuat untuk menjaga kestabilan harga dan memperkuat daya beli masyarakat dalam menghadapi dinamika ekonomi yang penuh tantangan. (Red)