Jakarta |Nusantara Jaya News — Di tengah krisis lingkungan dalam pengelolaan sampah dan tantangan digitalisasi, Lusia Vreyda Adveni, dosen asal Bali, resmi meraih gelar Doktor Ilmu Komunikasi dari Universitas Sahid Jakarta. Ia berhasil mempertahankan disertasinya dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor yang berlangsung pada Rabu, 18 Juni 2025.
Dalam disertasinya yang berjudul “Jejaring Aktor dalam Pemberdayaan Digital pada Social Startup di Bali (Studi Kasus Bank Sampah Digital Griya Luhu)”, Lusia membedah bagaimana kehadiran teknologi digital, budaya lokal, dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah berbasis komunitas.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian campuran (mixed method) dengan desain studi kasus tunggal terjalin (embedded single case study). Disertasi ini menggabungkan dua teori besar: Actor-Network Theory (ANT) dan Theory of Planned Behavior (TPB).
Dalam kerangka integratif ini, Lusia berhasil menunjukkan bahwa perubahan sosial digital tidak terjadi secara linier, melainkan melalui proses translasi aktor, yang terdiri dari:
• Problematisasi (identifikasi krisis, efisiensi pengelolaan, dan dinamika dukungan),
• Minat & Ketertarikan (edukasi, sinergi aktan, digitalisasi peran),
• Pendaftaran (partisipasi komunitas, regulasi, teknologi),
• Mobilisasi (penggerak utama, strategi komunikasi, nilai sosial, adaptasi jejaring).
Aktor-aktor dalam jaringan ini berperan aktif dalam menciptakan stabilisasi sistem (melalui SOP, monitoring, dan dukungan lokal), serta memperluas jangkauan melalui pertukaran informasi dan edukasi melalui ruang digital.
Disertasi ini juga menemukan bahwa kohesi sosial menjadi jembatan antara norma budaya lokal (seperti konsep ngayah dalam Tri Hita Karana) dengan sikap individu pada perilaku digital yang mendukung pengelolaan sampah.
“Saya percaya perubahan besar dimulai dari hal kecil yang konsisten. Disertasi ini adalah bentuk tanggung jawab saya sebagai akademisi dan warga Bali untuk berkontribusi dalam solusi krisis sampah secara kolaboratif dan digital.
Semoga riset ini dapat direplikasi dengan penyesuaian lokal di berbagai daerah Indonesia,” ujar Dr. Lusia Vreyda Adveni dalam pidatonya. “Saya juga berterima kasih kepada semua pihak yang mendukung, khususnya teman-teman di Griya Luhu yang menjadi bagian penting dalam perjalanan riset ini.”
Promotor, Dr. Umaimah Wahid, M.Si, mengapresiasi pencapaian tersebut dengan menyampaikan “Saya menyampaikan apresiasi tinggi kepada Dr. Lusia Vreyda Adveni karena mampu menyelesaikan disertasi dan meraih gelar doktor di tengah kesibukannya.
Penelitiannya menunjukkan bahwa jejaring aktor sangat penting dalam pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran pengelolaan sampah. Nilai-nilai budaya Bali justru memperkuat kolaborasi dalam jejaring digital, menjadikan sampah sebagai sumber daya, bukan beban.
Kekuatan budaya lokal menjadi nilai tambah yang relevan dalam konteks kemajuan teknologi komunikasi. Sidang ini dipimpin oleh Reikman D.P. Aritonang, Ph.D, dan menghadirkan tim penguji yang terdiri dari: Prof. Dr. Sunarto, M.Si, Dr. Dewi Widowati, M.Si, Dr. T. Titi Widaningsih, M.Si, Morissan, Ph.D, dan penguji kehormatan Dr. Luh Kadek Budi Martini, M.M serta Dr. Hayu Lusianawati, M.Si sebagai Sekretaris Sidang.
Dengan kelulusannya, Dr. Lusia Vreyda Adveni menjadi Doktor Ilmu Komunikasi ke-191 yang diluluskan oleh Universitas Sahid Jakarta dan peneliti pertama di Indonesia yang berhasil mengintegrasikan ANT, TPB, dan Social Network Analysis dalam studi pemberdayaan digital berbasis lingkungan.(tik/rls).