SURABAYA |Nusantara Jaya News – Bahasa menjadi bagian dari dua institusi di bawah pemerintahan kota Surabaya. Satu, terkait dengan literasi, maka berada di bawah Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Surabaya. Dua, terkait dengan 10 Objek Pemajuan Kebudayaan berada dibawah Disbudporapar Kota Surabaya.
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Surabaya dalam menjalankan tugas-tugas yang lebih detail, diantaranya menyelenggarakan kegiatan yang menunjang pembudayaan gemar membaca, seperti lomba menulis, mendongeng, dan membaca puisi. Ringkasnya adalah literasi yang terkait dengan kebahasaan.
Karenanya, pemerintah kota Surabaya melalui Dispusip membuka dan mengelola Rumah Bahasa di lingkungan Balai Pemuda. Rumah Bahasa Surabaya adalah sebuah tempat pelatihan bahasa asing, yang disediakan secara gratis oleh Pemerintah Kota Surabaya untuk masyarakat Surabaya.
Tempat ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi masyarakat dalam berbahasa asing, khususnya dalam era globalisasi di mana kemampuan berbahasa asing menjadi sangat penting.
Dalam perkembangannya, ada literasi lokal asli Jawa, yang keberadaannya bagai literasi asing yang lebih asing daripada literasi asing. Yaitu literasi tulis aksara Jawa yang keberadaannya semakin langka. Dengan berkolaborasi dengan komunitas aksara Jawa Surabaya, Puri Aksara Rajapatni, Dispusip membuka kelas khusus “Sinau Aksara Jawa” di Rumah Bahasa.
Kelas Sinau Aksara Jawa ini ada kaitannya dengan upaya Dispusip dalam mengoleksi dan melestarikan Naskah Kuno, khususnya yang ditulis dalam aksara Jawa. Dengan mengadakan kegiatan belajar aksara Jawa menjadi cara dalam mengenalkan manuskrip yang tertulis dalam aksara Jawa kepada para peserta. Setidaknya dengan kegiatan belajar aksara Jawa menjadi jembatan mengenalkan naskah naskah kuno yang beraksara Jawa.
Oleh sebab itu di Rumah Bahasa dibuka kelas khusus Belajar Aksara Jawa. Kelas, yang berkolaborasi dengan Puri Aksara Rajapatni ini, dibuka dalam satu paket dengan 5 kali pertemuan seperti halnya yang sebelumnya pernah diadakan di Museum Pendidikan Surabaya, kolaborasi dengan Disbudporapar.
Bersama Disbudporapar adalah kolaborasi sambil memajukan Manuskrip sebagai salah satu dari 10 objek Pemajuan Kebudayaan yang menjadi koleksi Museum. Belajar aksara Jawa di museum adalah upaya mendekatkan peserta kepada koleksi museum yang berupa manuskrip.
Dalam kelas khusus ini, pertemuan pertama diselenggarakan di Rumah Bahasa. Pertemuan kedua, ketiga dan keempat di Museum Pendidikan Surabaya. Sedangkan pertemuan kelima diselenggarakan di luar kelas karena bersifat bakti sosial berupa pemasangan banner beraksara jawa di stan kuliner.
Untuk kelas khusus, yang terhitung sebagai Rombongan Belajar (Rombel) Sinau Aksara Jawa ke 7 (SAJ7), jumlah peserta sudah melampaui jumlah maksimum. Yaitu 15, tetapi yang terdaftar sudah 23 peserta.
“Pagi ini pendaftaran sudah kami tutup”, jelas Yuki, petugas di Rumah Bahasa.
Kelas khusus Sinau Aksara Jawa 7 ini akan dimulai pada Sabtu (14/6/25) pada pk 16.00 – 17.30. Kelas ini dibuka gratis. (nng).