Oleh: Agung Ch
Jum’at, (1 Agustus 2025)*
Adanya fenomena sosok Bupati yang diduga menganggap dirinya sebagai Ultramen, patut menjadi perhatian serius. Apakah ini sekedar upaya membangun citra diri dan meningkatkan popularitas, ataukah ada sesuatu yang lebih dalam?
Karena sebagai seorang pemimpin, Bupati seharusnya mampu memisahkan kehidupan pribadi dan profesional. Namun, jika fokus utama adalah citra diri dan popularitas, maka kinerja serta kemampuannya dalam menjalankan tugas sebagai seorang pemimpin yang melayani rakyatnya bisa terganggu.
Untuk itu, ketika ada gejala di setiap jiwa karakter pemimpin yang terlalu fokus pada citra dan popularitas, maka hal ini ditengarai dapat membuat Bupati kehilangan fokus pada tugas utamanya, yaitu bertanggungjawab secara luas dalam mengelola pemerintahan daerah.
Akhirnya, bisa saja keputusan yang diambil mungkin lebih banyak dipengaruhi oleh keinginan untuk mempertahankan citra positif daripada mengembangkan ekonomi, termasuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Maka jika benar demikian, lama-kelamaan hal tersebut bisa berdampak negatif pada kinerja pemerintahan dan kepercayaan rakyat terhadap figur pemimpinnya.
Boleh-boleh saja seorang tokoh memiliki kepribadian kekanak-kanakan yang positif. Sebab, hal itu bisa menjadi aset baginya untuk memimpin dan dapat membawa kreativitas serta semangat baru dalam menjalankan tugas.
Namun, jika jiwa kekanak-kanakan tersebut terlalu berlebihan, maka kemampuan Bupati dalam membuat keputusan yang matang dan bijak bisa saja terhambat.
Oleh karena itu, penting juga bagi Bupati untuk menemukan keseimbangan antara memiliki jiwa kekanak-kanakan yang positif dan tetap menjalankan tugas sebagai pemimpin dengan profesional dan bijak.
Dengan kata lain, Bupati yang diduga menganggap dirinya sebagai Ultramen, diharapkan perlu mengevaluasi prioritas dan fokusnya. Apakah citra serta popularitas itu lebih penting daripada kinerja mengatur dan mengawasi pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat? Ataukah dirinya sudah menemukan keseimbangan yang tepat, antara jiwa kekanak-kanakan yang positif dan profesionalisme?
Karena hanya dengan menemukan keseimbangan ini, Bupati dapat menjalankan tugasnya dengan efektif dan melayani masyarakat dengan baik.
Penulis juga sudah mempunyai sertifikat Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Dewan Pers