Denpasar |Nusantara Jaya News – Pagelaran Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2025 yang berlangsung selama empat hari pada 7–10 Agustus 2025 sukses mewujudkan visi “Mendorong UMKM Naik Kelas, Berdaya Saing, dan Berkelanjutan”. Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Bali mengikutsertakan puluhan UMKM unggulan secara hybrid (online dan offline), menghadirkan produk berkualitas ekspor mulai dari kopi, makanan dan minuman, wastra, hingga kriya.
UMKM Bali yang tampil secara offline antara lain Bali Arabica, Akasa Kintamani Coffee, Berkat Karunia Bali, CV Mantu Sedana (Sambal Mantu), CV Natural Bali Kulkul, Bali Honey, Krilazz, Bara Silver, Kelompok Tenun Putrimas, Agung Bali Collection, CV Bintang Darmawan Silver, Pertenunan Artha Dharma, Pagi Motley, dan Rotenbi. Sementara itu, partisipasi online diisi oleh merek seperti Jewelrock, SeSe, Dafe Chips, Madetea, Wisnu Murti, HNS Studio, Coklat CK, DINZ Handmade, Haluan Bali, Living Barn, Padma Herbal, LitGo Protein Bar, dan lainnya.
Keberhasilan UMKM Bali pada KKI 2025 ditopang oleh inovasi inclusive growth dan green transformation, dengan proses produksi ramah lingkungan, penggunaan pewarna alami, dan konsep zero waste. Ciri khas budaya Bali tetap menjadi nilai pembeda yang membuat produk Bali memiliki kelas tersendiri. Kemasan produk yang elegan dan berkelas semakin memperkuat daya tarik pasar ekspor.
Produk-produk Bali, khususnya wastra dan kriya, berhasil memikat pengunjung karena keaslian dan nilai ramah lingkungannya. Selama pameran, total penjualan offline mencapai sekitar Rp568 juta, sementara penjualan periode road to KKI secara online dan offline—baik di dalam negeri maupun ke luar negeri—mencapai Rp6,99 miliar.
Tak hanya mencatat penjualan, KKI 2025 juga menghasilkan kesepakatan bisnis dengan pembeli internasional. PT Karsa Abadi (Madetea) dan CV Natural Bali Kulkul menandatangani MoU dengan buyer dari Malaysia, Jepang, dan Arab Saudi dengan nilai komitmen Rp501 juta. Selain itu, pembeli dari Filipina, India, Hong Kong, Singapura, dan Australia menyatakan minat terhadap produk UMKM Bali lainnya seperti Litgo, Bali Honey, dan PT Hasta Karya Rotenbi.
Dukungan juga datang dari Kementerian Ekonomi Kreatif yang mengapresiasi pembinaan UMKM oleh Bank Indonesia Bali, termasuk program digitalisasi “Gen Metik”. Kolaborasi lanjutan direncanakan bersama Kongres Wanita Indonesia (Kowani) dan Staf Khusus Presiden untuk melibatkan kelompok subsistence dan difabel dalam pengembangan UMKM Bali.
Pengusaha UMKM menilai kualitas KKI terus meningkat dan menjadi ajang yang diminati kalangan menengah atas. Mereka menyadari pentingnya peningkatan kualitas produksi, inovasi, serta adaptasi terhadap tren pasar global untuk menjaga daya saing. Fokus pada negara tujuan ekspor, pemenuhan standar spesifik pasar, dan optimalisasi promosi menjadi kunci memperluas penetrasi produk Bali di pasar internasional.
Dengan dukungan lintas sektor dan semangat inovasi, KKI 2025 menjadi tonggak penting kebangkitan UMKM Bali yang berorientasi ekspor, berkelanjutan, dan mampu membawa identitas budaya Bali ke panggung dunia. (Red)