Badung |Nusantara Jaya News – Dalam rangka menjaga dan meningkatkan Stabilitas keamanan NKRI, Kementerian Politik, Hukum dan Keamanan (Kemen Polhukam) menggelar Rapat Koordinasi Optimalisasi Deteksi Dini dan Cegah Dini dalam Rangka Meningkatkan Stabilitas Kamtibmas, yang berlangsung di The Stone Hotel Legian Kuta Badung, kamis (28/8/2025).
Hadir pada kesempatan tersebut, Mayor Jenderal TNI Heri Wiranto, S.E., M.M., M.Tr(Han) Deputi I Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri, Dr. M. Pespitasari, M.SI, Pakar Komunikasi, Prof. Dr. Didin S. Damanhuri, S.E, MS.DEA, Guru Besar Fakultas Ekonomi & Manajemen IPB Bogor dan Universitas Paramadina, Prat. ir Teddy Mantero, Ph. D. SMIEEE, Pakar Al, dan, Alfons Tanujaya, Pakar Teknologi
Stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) nasional saat ini berjalan baik, namun begitu upaya deteksi dan cegah dini terhadap beberapa hal yang dianggap berpotensi mengganggu Kamtibmas, tetap harus dioptimalkan.
“Situasi Kamtibmas nasional saat ini dihadapkan pada penolakan beberapa hal seperti kebijakan pemerintah, aksi massa buruh, intoleransi umat beragama, kebijakan pemerintah daerah dan demonstrasi pembubaran DPR yang ditengarai isu kenaikan tunjangan. Dalam konteks inilah kemampuan intelijen daerah sangat strategis. Intelijen daerah harus mampu membaca dinamika kehidupan masyarakat tersebut,” terang Deputi I Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri, Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) Republik Indonesia, Mayjen. TNI Heri Wiranto, SE, MM, M.Tar (Han), saat presscon usai membuka Rapat .
Dikatakannya, ada 3 pilar utama yang mesti diperkuat oleh para intelijen di daerah yakni membangun kesadaran intelijen yang komprehensif, SDM yang visioner dan secara agresif mengintegrasikan teknologi-teknologi mutakhir.
Selain itu diperlukan peningkatan kapabilitas intelejen dengan melakukan adaptasi metode perang siber, menguasai teknologi terkini, memantau ruang virtual dan mengelola big data.
“Penting untuk meningkatkan akurasi data dan kecepatan merespon dinamika ancaman yang bergerak dalam hitungan detik yang menjadi kunci menjaga kedaulatan dan stabilitas nasional di abad ke-21,” ungkapnya.
Dibeberkan Heri Wiranto, Indonesia saat ini sedang menghadapi ancaman keamanan regional dengan adanya konflik dan ketegangan geopolitik, sengketa Blok Ambalat, konflik Thailand-Kamboja. Begitupun situasi global sekarang ini pun sangat dinamis dipengaruhi ancaman bidang keamanan yang cenderung meningkat.
Deteksi dini dan pencegahan dini menuntut kesadaran kolektif demi stabilitas keamanan masyarakat. Keamanan adalah tanggungjawab bersama, efektivitas deteksi dan pencegah dini sangat tergantung beberapa hal.
“Pada tataran perkembangan situasi nasional, kondisi Kamtibmas secara umum relatif kondusif namun beberapa waktu belakangan ini, muncul banyaknya aksi unjuk rasa (Unras) dan gejolak di masyarakat yang perlu menjadi perhatian kita bersama,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Bali, Gede Suralaga saat membacakan sambutan Gubernur Bali, Wayan Koster menyampaikan, Rakor merupakan program yang dilaksanakan Kemenko Polkam guna memastikan stabilitas Kamtibmas berjalan dengan baik.
“Rakor ini memiliki arti strategis yang penting bagi Bali sebagai pusat wisata dunia dengan mobilitas masyarakat disertai perkembangan teknologi, sehingga menuntut kita lebih adaptif, responsif dan sinergitas,”katanya.(tik)