Bangli |Nusantara Jaya News — Suasana khidmat dan penuh makna menyelimuti Banjar Wiradarma, Desa Adat Kintamani, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, dalam pelaksanaan upacara Ngaben Massal yang digelar mulai tanggal 25 Juli hingga 25 Agustus 2025. Sebanyak 21 sawe atau jenazah diupacarai secara bersamaan dalam prosesi sakral ini, yang mencerminkan kekuatan tradisi dan semangat gotong royong masyarakat Bali.
Upacara ini bukan hanya sekadar bentuk penghormatan terakhir bagi para leluhur, tetapi juga menjadi ajang kebersamaan dan solidaritas antarwarga. Setiap keluarga yang mengikuti upacara ini mengeluarkan biaya sebesar Rp15.000.000, yang digunakan untuk pembiayaan seluruh rangkaian upacara dari awal hingga akhir. Total biaya yang terkumpul pun mendapat tambahan dukungan berupa iuran kolektif dari warga sebesar Rp100.000.000, yang menjadi simbol nyata dari kekompakan dan rasa memiliki antar warga Banjar.
I Made Karsa, tokoh masyarakat sekaligus pimpinan pelaksana kegiatan di Banjar Wiradarma, menyampaikan bahwa kesuksesan upacara ini merupakan hasil dari koordinasi yang solid antara warga Banjar Wiradarma dan dukungan penuh dari banjar-banjar lain di wilayah Desa Adat Kintamani. Dalam wawancara pada tanggal 6 Juli 2025 pukul 09.00 WITA, I Made Karsa mengungkapkan bahwa seluruh tahapan persiapan, mulai dari pembuatan bade, lembu, hingga prosesi meajar-ajar dan pembakaran sawe, dilakukan secara bergotong royong dengan semangat ngayah yang tinggi.
“Ini adalah bentuk rasa hormat kita kepada para leluhur yang telah mendahului. Dengan gotong royong, tidak ada yang terasa berat. Semua warga turut berpartisipasi, baik secara materi maupun tenaga. Dan itu yang membuat kita kuat sebagai komunitas adat,” ujar I Made Karsa.
Upacara pengabenan massal ini juga memperlihatkan betapa pentingnya nilai-nilai tradisi dan spiritualitas dalam kehidupan masyarakat Bali. Tidak hanya menjadi kewajiban ritual, ngaben juga merupakan media untuk menyatukan kembali keluarga, mempererat silaturahmi antarbanjar, dan menjaga keberlangsungan warisan budaya leluhur.
Selama satu bulan penuh, berbagai kegiatan keagamaan dan adat dijalankan dengan tertib, diiringi doa-doa suci dan persembahan kepada para leluhur. Suasana penuh kesakralan tercipta di tengah-tengah desa yang terletak di dataran tinggi ini, seolah menegaskan bahwa di tengah derasnya arus modernisasi, masyarakat Kintamani tetap teguh menjaga tradisi leluhurnya.
Upacara ngaben massal ini pun mendapat apresiasi dari masyarakat luas, bahkan turut menjadi daya tarik spiritual bagi warga di luar Kintamani yang datang untuk menyaksikan dan menghaturkan bakti.
Dengan terselenggaranya upacara ini secara lancar dan penuh khidmat, Banjar Wiradarma kembali menunjukkan jati dirinya sebagai komunitas yang memegang teguh nilai adat, tradisi, dan spiritualitas. Semangat kebersamaan yang tumbuh dari tradisi ngaben ini menjadi cerminan ideal kehidupan masyarakat Bali yang harmonis, religius, dan berbudaya. (Red)