Jakarta |Nusantara Jaya News – Setelah lama tak terdengar kabar, mantan anggota DPR RI Dr. Nurhayati Ali Assegaf sekarang tengah sibuk dengan kegiatan pemberdayaan dan pendidikan perempuan di kancah internasional. Perempuan yang pernah mendapat julukan perempuan berpengaruh ke tiga di Indonesia, sekarang aktif sebagai Presiden Nuraa Women’s Institute yang mendorong partisipasi perempuan dalam dunia politik.
Dalam wawancara eksklusif dengan awak media pada Rabu (24/9/2025), Nurhayati yang pernah menjadi anggota DPR RI selama 3 periode mengaku saat sekarang tidak memiliki ketertarikan untuk terjun kembali ke politik. “Passion saya saat ini melahirkan pemimpin-pemimpin perempuan yang mengusung value yang dianut Nuraa Women’s Institute. Saya lebih senang berkontribusi dengan melahirkan banyak pemimpin. Itu kepuasan saya daripada berbicara tentang diri saya sendiri,” ujarnya.
Mantan ketua Fraksi Partai Demokrat DPR 2009-2014 tersebut mengatakan saat sekarang Indonesia banyak membutuhkan pemimpin perempuan. Gunanya, untuk meneduhkan dunia politik Indonesia yang tengah banyak disorot masyarakat.
“Perempuan dan laki-laki secara kodrat berbeda, itu sebabnya harus complementary each other, bukan compete. Perempuan harus smart dan cerdas memanfaatkan waktu dan prioritas. Saat ini posisi perempuan seperti piramida, banyak yang di bawah dan hanya sedikit yang ada di atas. Ini yang tengah kami fokuskan,” jelasnya.
Nurhayati juga mengatakan hingga saat sekarang Nuraa Women’s Institute yang dipimpinnya banyak mencetak pemimpin perempuan. “Di institusi kami, para peserta yang telah menjadi alumni program masih terus berhubungan dengan kami. Ini karena mentoring skills yang berkelanjutan,” ujarnya.
Perempuan yang pernah menjabat sebagai WPL Global Ambassador for Sustainable Development Goals (SDGs) tersebut menyayangkan program leadership yang digelar Nuraa Women’s Institute dalam bahasa Indonesia pesertanya tidak banyak, namun program leadership berbahasa Inggris justru peminatnya membludak dari berbagai negara. Hal tersebut tidak mengherankan, mengingat jajaran board institusinya banyak diisi oleh expert dari berbagai negara.
Nurhayati mengaku mengagumi Ani Yudhoyono, “Beliau tetap menempatkan diri sebagai ibu rumah tangga. Bahkan mulai dari kopi dan pakaian pak SBY, Ibu Ani yang langsung turun tangan,” kenangnya.
Lebih lanjut Nurhayati menuturkan bahwa semasa menjabat sebagai Presiden, SBY mengalami berbagai tantangan, namun Ani Yudhoyono tidak putus-putus melafalkan Asmaul Husna. Di mata Nurhayati, presiden ke-6 SBY merupakan sosok yang baik, cerdas dan berhati lembut.
“Dalam mengambil keputusan, SBY selalu berhitung dengan matang, dan melihat dari berbagai perspektif. Karena menurut saya, ada nilai-nilaiyang harus dijaga,” jelasnya.
Nurhayati menyarankan pada perempuan yang berencana terjun ke politik agar jangan langsung terima tawaran. Lihat platform dan rekam jejak partai politik di parlemen. Menurutnya, sebelum terjun, perempuan harus mempersiapkan diri dengan matang dan melakukan peningkatan kapasitas pribadi, karena akan menjadi bekal yang berharga.
(Dilaporkan oleh Muhammad Fadhli)