PROBOLINGGO |Nusantara Jaya News – Kekecewaan warga Desa Batur, khususnya Dusun Rabunan, semakin memuncak. Proyek jembatan gantung yang seharusnya menjadi urat nadi penghubung sejak tahun 2020 hingga kini tak kunjung selesai. Padahal, proyek ini diduga sudah menerima dana hibah pemerintah yang dikelola oleh PK Kades Timbul Sentul.(21/9/25)
Kondisi ini membuat warga harus rela menempuh jalur alternatif yang lebih jauh, berliku, dan memakan waktu lebih lama untuk sekadar beraktivitas sehari-hari. “Jembatan itu vital. Tanpa jembatan, kami terisolasi. Tapi sudah lima tahun hanya rangka besi yang terbengkalai,” keluh salah seorang warga Rabunan.
Lebih parah lagi, pemerintah setempat dan pihak terkait dinilai tutup mata. Hingga hari ini, tidak ada tindakan nyata untuk menyelesaikan proyek mangkrak tersebut. Janji investigasi yang sempat dilontarkan juga hanya sebatas wacana tanpa kejelasan.
Ketika awak media mencoba meminta klarifikasi, Kepala Desa Sentul justru bereaksi keras dan enggan memberikan penjelasan terkait transparansi penggunaan dana hibah. Sikap defensif ini menambah kecurigaan publik bahwa ada indikasi kuat penyelewengan anggaran.
Warga Desa Batur menegaskan, mereka bukan sekadar menuntut pembangunan jembatan rampung, melainkan juga transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan dana hibah. “Kalau memang ada dana hibah, kemana larinya uang itu? Jangan biarkan kami hanya jadi korban janji manis,” tegas tokoh masyarakat setempat.
Kasus mangkraknya jembatan gantung ini menjadi potret buram tata kelola pembangunan di daerah. Alih-alih menyejahterakan, proyek justru berubah menjadi beban warga. Kini, mata masyarakat tertuju pada pemerintah Kabupaten Probolinggo: apakah berani membongkar akar masalah dan menuntaskan proyek, atau membiarkan Rabunan terus terisolasi.(Red/tim)