Jakarta |Nusantara Jaya News – Komisi X DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) yang baru, Erick Thohir, di Kompleks Parlemen, Senayan. Dalam forum tersebut, Anggota DPR RI asal Bali, I Nyoman Parta, menyampaikan sejumlah pandangan terkait program strategis Kemenpora, khususnya pada bidang olahraga berbasis pendidikan serta pengembangan sport tourism di Indonesia.(29/9)
Nyoman Parta mengawali pandangannya dengan menyoroti persoalan serius ketergantungan anak-anak terhadap gawai sejak usia dini. Menurutnya, data menunjukkan 33,44 persen anak Indonesia sudah terbiasa menggunakan gadget sejak usia 0–6 tahun dengan durasi 5–7 jam per hari. Kondisi ini berdampak pada meningkatnya kasus gangguan penglihatan hingga masalah kesehatan mental.
“Banyak anak-anak yang stres, sulit mengendalikan emosi, tertutup, dan kesulitan berkomunikasi. Karena itu saya menilai olahraga yang mampu melatih kesabaran, ketekunan, dan kemampuan mencari solusi harus kita kembangkan. Salah satunya adalah catur,” ujar Parta.
Ia menilai catur memiliki potensi besar sebagai olahraga edukatif bagi pelajar. Selain biayanya murah, olahraga ini mudah diterapkan di sekolah-sekolah melalui komunikasi dengan guru dan dukungan program ekstrakurikuler. Parta bahkan menyebut catur sebagai “olahraga kaki lima” karena bisa dimainkan di mana saja tanpa membutuhkan fasilitas besar.
Selain itu, Parta juga menyoroti peluang besar Indonesia dalam mengembangkan sport tourism. Ia mencontohkan negara-negara maju seperti Jepang yang mulai menggeser fokus dari industri teknologi ke pariwisata. Dengan kekayaan alam Indonesia seperti pantai, perbukitan, danau, hingga sungai, menurutnya sport tourism bisa menjadi magnet bagi wisatawan mancanegara.
“Saya yakin sport tourism bisa menjadi sektor andalan. Iklim kita mendukung, dua musim ini sangat ideal. Ketika negara lain musim dingin atau hujan, mereka bisa datang ke Indonesia untuk berolahraga sekaligus berwisata,” tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, Menpora Erick Thohir menyampaikan apresiasi terhadap pandangan Nyoman Parta. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi lintas kementerian, khususnya dengan Kementerian Pariwisata, untuk mengembangkan sport tourism sebagai salah satu penggerak ekonomi nasional.
Erick mencontohkan event olahraga internasional di NTB yang mampu menciptakan dampak ekonomi hingga Rp4,5 triliun, sementara biaya penyelenggaraannya hanya sekitar Rp400–500 miliar. “Ada perputaran ekonomi yang nyata, UMKM bisa hidup, masyarakat merasakan manfaat. Ini harus kita dorong bersama agar event olahraga di Indonesia bisa bersaing dengan negara lain,” ujar Erick.
Erick juga menyinggung kembali gagasan Indonesia Quality Tourism Fund yang sempat digagas pada masa ia menjabat sebagai Menteri BUMN, namun saat itu Kemenpora tidak termasuk dalam skema perencanaan. Ke depan, ia berharap Kemenpora dapat duduk bersama dengan Kemenparekraf untuk mengintegrasikan olahraga dan pariwisata dalam satu kerangka besar pembangunan nasional.
RDP ini menjadi momentum awal sinergi antara Menpora baru dengan Komisi X DPR RI. Dukungan penuh dari parlemen diharapkan dapat memperkuat program-program prioritas Erick Thohir, khususnya dalam bidang olahraga pendidikan, pembinaan generasi muda, dan pengembangan sport tourism yang potensial meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global. (Red)