****************************************
Surabaya, //Nusantara Jaya News – Suasana ruang sidang Tirta, Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, mendadak menjadi sorotan publik. Ketua Majelis Hakim Ratna Dianing Wulansari tertangkap kamera tampak asyik mengobrol dengan dua hakim anggota saat terdakwa kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dr. Meiti Muljanti, tengah membacakan nota pembelaannya sendiri.
dr. Meiti, yang merupakan istri dari anggota DPRD Jawa Timur, Benjamin Kristianto, hadir tanpa didampingi kuasa hukum dalam sidang tersebut. Ia membacakan pledoinya dengan suara tenang namun tegas, usai dituntut enam bulan penjara oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Galih Riana.
Namun di tengah pembacaan pembelaan itu, Ketua Majelis Hakim Ratna justru tampak tidak memperhatikan. Ia terlihat berulang kali menoleh dan mengobrol dengan dua hakim anggota, Ni Putu Sri Indayani dan Ferdinand Marcus.
Perilaku tersebut memancing reaksi dari sejumlah pengunjung sidang. Salah satunya, Achmadi, yang menilai sikap hakim tidak pantas dilakukan dalam proses peradilan.
“Hakim kok ngomong ae, tolah-toleh tok. Koyok gak ngreken terdakwane,” ujarnya dengan nada kesal, menyebut tindakan itu seolah mengabaikan hak terdakwa untuk didengar.
Menanggapi hal ini, Humas PN Surabaya, S. Pujiono, saat dikonfirmasi wartawan awalnya menanyakan majelis hakim yang dimaksud. “Majelis dimana, coba nanti saya konfirmasi,” katanya singkat.
Namun setelah diperlihatkan bukti video yang memperlihatkan Hakim Ratna mengobrol saat sidang berlangsung, Pujiono berjanji akan menindaklanjuti.
“Siap. Besok saya konfirmasi yang bersangkutan. Saya juga akan tanyakan alasan beliau bicara dengan anggota,” tegasnya.
Untuk diketahui, kasus KDRT yang menjerat dr. Meiti bermula pada 8 Februari 2022 di rumah kawasan Wiyung, Surabaya. Saat itu, dr. Meiti datang menjenguk anaknya yang sedang sakit. Pagi harinya, saat memasak bekal sekolah, ia terlibat pertengkaran dengan suaminya, dr. Benjamin.
Dalam kondisi emosi, dr. Meiti diduga mencipratkan minyak panas ke wajah dan tubuh suaminya, serta memukul dengan alat capit masak hingga mengenai tangan dan lengan korban.
Meski kasus tersebut menjadi perhatian publik karena melibatkan keluarga pejabat, kini sorotan justru beralih pada perilaku Ketua Majelis Hakim Ratna Dianing yang dianggap tidak profesional saat sidang berlangsung.
(Redaksi)
