MEDAN |Nusantara Jaya News – Pertama-tama, kami sampaikan apresiasi dan dukungan penuh atas pernyataan Bupati Simalungun bahwa kebun teh di Kabupaten Simalungun bukan sekadar aset ekonomi, tetapi juga bagian dari jati diri daerah, warisan sejarah, dan sumber penghidupan ribuan warga. Sebagai bagian dari Subholding PalmCo PTPN IV dan BUMN yang juga bergerak dalam bisnis komoditas teh, kami sepakat. Karena pula PTPN IV Regional II terus konsisten mempertahankan sekaligus mengoptimalkan Kebun Teh Sidamanik dan Kebun Teh Bah Butong sebagai bagian dari unit bisnis strategis Perusahaan.
Rekan media, perlu kami luruskan bahwa PTPN IV Regional II sama sekali tidak akan melakukan konversi atau mengubah total Kebun Teh Sidamanik dan Kebun Teh Bah Butong menjadi kebun sawit. Aksi korporasi yang dilakukan tak lain adalah mengoptimalkan Lahan Diberakan.
Sebagai tambahan informasi, Lahan Diberakan disebut juga sebagai lahan tidur. Lahan ini kami optimalkan melalui diversifikasi tanaman kelapa sawit tanpa mengabaikan pengelolaan kebun teh existing sebagai komoditas utama unit usaha Kebun Teh Butong dan Kebun Teh Sidamanik. Lahan Diberakan yang selama puluhan tahun tidak dikelola akan menimbulkan potensi kerugian bagi Perusahaan dan negara, serta dapat melahirkan tindakan-tindakan melawan hukum.
Melalui kesempatan ini, izinkan kami juga menjelaskan langkah di balik pemilihan tanaman kelapa sawit untuk ditanam di Lahan Diberakan tersebut. Dari hasil kajian internal PTPN IV Regional II, penanaman teh di Lahan Diberakan begitu berat mengingat terus naiknya ongkos produksi tanaman teh. Oleh karena itu, Perusahaan mengambil langkah optimalisasi melalui opsi yang berkelanjutan dan sah. Optimalisasi dilakukan tanpa mengganggu eksistensi kebun teh dan telah mempedomani peraturan perundangan yang berlaku, kajian, dan atensi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Sepanjang dua tahun terakhir, unit usaha kebun teh milik PTPN IV Regional II menunjukkan lonjakan performa yang signifikan dan telah mencetak berbagai prestasi membanggakan di tingkat nasional. Teranyar keberhasilan Teh Butong memenangkan National Tea Competition (NTC) 2025 di Yogyakarta pada 22 Mei 2025. Dalam ajang kompetisi bergengsi tersebut, Pabrik Teh Tobasari PTPN IV Regiona II juga keluar sebagai salah satu pemenang.
Tak hanya itu, sepanjang tahun 2024, unit Kebun dan Pabrik Teh PTPN IV Regional II juga sukses menyabet penghargaan Turn Around Terbaik, sebuah apresiasi untuk unit-unit usaha non-core PTPN IV PalmCo yang berhasil bangkit dari keterpurukan. Setelah lebih dari dua dekade menghadapi tantangan berat dalam profitabilitas, Kebun Teh Bah Butong berhasil mencetak laba positif untuk pertama kalinya sejak 25 tahun terakhir, tepatnya hingga Mei 2025.
Produk teh PTPN IV Regional II, yakni Teh Butong dan Teh Tobasari, kini juga telah menjangkau pasar yang lebih luas dan masuk dalam segmen premium. Produk ini telah dipercaya menjadi sajian eksklusif di sejumlah hotel ternama, termasuk Hotel Sinabung Hills Berastagi di Kabupaten Karo.
Langkah ini diharap tidak hanya menciptakan nilai tambah ekonomi. Tetapi juga membuka peluang usaha bagi masyarakat sekitar serta memperkuat posisi teh sebagai bagian dari kekayaan budaya dan lingkungan di Sumatera Utara.
Prestasi-prestasi di atas menjadi bukti dan bentuk komitmen PTPN IV Regional II untuk terus mempertahankan sekaligus mengoptimalkan kebun-kebun teh Perusahaan yang berada di Kabupaten Simalungun.
Lebih jauh, perusahaan juga sangat memperhatikan aspek konservasi dalam langkahnya seperti sejumlah program pengendalian banjir dan konservasi tanah di kawasan ini, termasuk dengan penyiapan embung dan pendalaman parit sepanjang lebih dari 3 KM dengan lebar 2-3 meter dan berbagai pengendalian lainnya.
Perusahaan akan selalu berupaya agar optimalisasi lahan ini memberi manfaat banyak bagi masyarakat dan tetap menjaga ekosistem kawasan Sidamanik.
Kepala Bagian Sekretariat dan Hukum PTPN IV Regional II
Muhammad Ridho Nasution
(AH)