Klungkung |Nusantara Jaya News – Dalam semangat memperingati Hari Listrik Nasional (HLN) ke-80, PT PLN (Persero) meresmikan beroperasinya _Smart Microgrid_ Nusa Penida, sistem kelistrikan cerdas berbasis digital dan energi hijau yang menjadi tonggak baru dalam perjalanan transformasi energi nasional.
Nusa Penida, permata di timur Pulau Bali yang kini menjadi destinasi pariwisata kelas dunia, menghadapi tantangan besar dalam menjaga keandalan pasokan listrik di tengah meningkatnya kebutuhan energi dan tuntutan transisi menuju energi bersih. Menjawab tantangan tersebut, PLN menghadirkan _Smart Microgrid_ — sistem terintegrasi yang mengatur pembangkit tenaga surya, diesel, dan baterai secara otomatis melalui kendali berbasis _Internet of Things_ (IoT) dan _Artificial Intelligence_ (AI).
Peresmian ini dilakukan langsung oleh General Manager PLN UID Bali, Eric Rossi Priyo Nugroho, bersama jajaran PLN Group dan mitra strategis, serta disaksikan secara daring oleh Direktur Distribusi PT PLN (Persero), Arsyadany Ghana Akmalaputri, didampingi jajaran Direksi dari PT PLN Indonesia Power dan PT PLN Icon Plus.
Dalam sambutannya, Direktur Distribusi PLN, Arsyadany Ghana Akmalaputri, menyampaikan bahwa proyek Smart Microgrid Nusa Penida merupakan simbol nyata transformasi PLN menuju sistem energi yang smart, resilient, dan green. Pilot project ini menjadi pengejawantahan dari Rencana Jangka Panjang Direktorat Distribusi 2025–2029 yang baru diluncurkan, sekaligus persembahan PLN pada usia ke-80 tahun.
“Hari ini, PLN membangun sistem distribusi yang berkelanjutan, siap menghadapi tantangan era transisi energi dan digitalisasi. Distribusi yang _Smart_ berarti mengelola data dan teknologi untuk menciptakan sistem yang efisien dan responsif. Distribusi yang _Resilient_ berarti siap menghadapi segala tantangan dan gangguan. Dan Distribusi yang _green_ adalah komitmen PLN terhadap keberlanjutan dan energi ramah lingkungan,” ujar Arsyadany, senin (27/10/225).
Arsyadany menambahkan, sebelumnya sistem kelistrikan di tiga pulau — Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan — sepenuhnya bergantung pada pembangkit diesel berbahan bakar minyak. Kini, dengan integrasi PLTS Suana berkapasitas 3,5 MWp dan _Battery Energy Storage System_ (BESS) 1,8 MWh, sistem kelistrikan diatur secara otomatis untuk menyeimbangkan pasokan energi terbarukan dan cadangan diesel secara _real time_.
“Teknologi ini bukan hanya milik kota besar. Justru di pulau kecil seperti Nusa Penida, Smart Microgrid menjadi simbol keadilan energi — bahwa dari pesisir hingga perbatasan, masyarakat berhak menikmati listrik yang bersih dan berkelanjutan. Inilah kado terbaik PLN di usia ke-80,” tegasnya.
Lebih lanjut, Arsyadany menekankan bahwa Smart Microgrid bukan sekadar sistem kelistrikan, melainkan jembatan menuju masa depan PLN — dari perusahaan listrik konvensional menuju perusahaan energi berbasis teknologi yang modern dan berkelanjutan.
“Sistem ini bukan akhir perjalanan, melainkan awal dari babak baru transformasi PLN. Dari sini, kita menyalakan bukan hanya listrik, tapi juga kemajuan,” ujarnya.
Sementara itu, General Manager PLN UID Bali, Eric Rossi Priyo Nugroho, menjelaskan bahwa _Smart Microgrid_ Nusa Penida merupakan manifestasi nyata dari semangat Transformasi PLN 2.0, khususnya dalam mendorong digitalisasi sistem distribusi dan mendukung transisi energi hijau.
“Pulau Nusa Penida yang dikenal sebagai destinasi pariwisata unggulan, kini tidak hanya memesona dari sisi alam, tetapi juga menjadi pionir modernisasi kelistrikan berbasis _green, digital, dan resilient grid,_” jelas Eric.
Eric menambahkan, keberhasilan proyek ini tidak lepas dari kolaborasi erat antara PLN UID Bali, PLN Icon Plus, dan PT Indonesia Power, yang masing-masing berperan dalam pengelolaan wilayah, integrasi sistem, serta pengoperasian pembangkit. Dukungan juga datang dari USAID SINAR yang berperan sejak tahap awal pengembangan proyek.
“Proyek Smart Microgrid ini menjadi bukti nyata komitmen PLN untuk menyongsong
[28/10, 00.23] Tika Bali Njn: masa depan kelistrikan yang lebih cerdas dan berkelanjutan. Sistem ini diharapkan mampu mengorkestrasi pembangkit dengan karakteristik berbeda — seperti PLTD, PLTS, BESS, dan ke depan PLT Bayu serta Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) — untuk menurunkan biaya pokok penyediaan (BPP) listrik, meningkatkan keandalan, dan mencegah potensi _blackout system_,” terang Eric.
Eric juga menyampaikan harapannya agar sistem Smart Microgrid ini dapat dioperasikan dengan baik, menjadi _benchmark_ bagi pengembangan energi cerdas di daerah kepulauan lainnya, sekaligus mendukung upaya mewujudkan Bali sebagai pulau hijau dan mandiri energi.
“Kami mohon doa restu agar seluruh sistem Smart Microgrid ini dapat beroperasi dengan baik dan menjadi benchmark bagi daerah kepulauan lainnya di Indonesia,” tutupnya.
Prosesi peresmian dilakukan secara simbolis melalui pemotongan pita dan pembunyian ceng-ceng, alat musik tradisional Bali yang melambangkan harmoni antara tradisi dan inovasi. Suara ceng-ceng yang menggema menjadi simbol doa dan semangat kolaborasi seluruh insan PLN untuk menghadirkan energi berkeadilan hingga ke pelosok negeri.
Hingga Agustus 2025, sistem kelistrikan Nusa Penida telah melayani 23.916 pelanggan dengan daya terpasang 60,91 MVA dan penjualan energi mencapai 59,82 GWh. Melalui Smart Microgrid, sistem kelistrikan di Nusa Penida kini lebih efisien, tangguh, dan mendukung Bali menuju pulau hijau dan mandiri energi.
Kehadiran Smart Microgrid Nusa Penida menjadi simbol nyata semangat _“PLN Transformation Towards Green”_, sejalan dengan tema Hari Listrik Nasional ke-80. PLN terus berkomitmen mempercepat transisi energi menuju _Net Zero Emission 2060_, menghadirkan sistem kelistrikan yang kuat, efisien, dan ramah lingkungan — dari Nusa Penida untuk Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan.(red)


****************************************












