Denpasar |Nusantara Jaya News – Amarawati Art Community kembali menggelar pameran bersama di Griya Santrian Gallery dengan judul, Nadi Cita Tampaksiring, pada jumat (14/11/2025).
Nadi Cita Tampaksiring dimaknai sebagai aliran kreativitas perupa Tampaksiring. Aliran kreativitas yang tumbuh dari lokus dan situs yang bermuara pada budaya dan ekspresi visual masyarakatnya yang tercermin dari tumbuhnya para perupa baik secara akademis maupun otodidak yang melahirkan ekspresi seni seperti seni ukir tulang, seni ogoh ogoh, seni lukis, seni patung dan lain sebagainya.
Sejak berdiri pada tahun 2016 beberapa pameran bersama telah dilaksanakan oleh komunitas Amarawati Art antara lain yaitu Pameran Peradaban Air di Bentara Budaya Bali dan pameran Finding Ida Bagus Grebuak . Bentuk kesenian ini menurut penuturan para tetua di Tampaksiring tercatat telah memasuki tiga generasi.
Pameran ini merepresentasikan bagaimana dinamika kreativitas yang terlahir di Tampaksiring sebagai lokus budaya yang dikenal memiliki situs kesejarahan yang membentang dari era Bali kuno hingga kini.
Tidak hanya seni lukis, ataupun seni patung tapi juga seni ukir, instalasi hingga ogoh ogoh. Pameran ini ingin memotret keseharian para perupa Tampaksiring dalam mengekspresikan dan mengaktualisasikan dirinya sebagai perupa.
Ada yang menekuni seni ukir tulang, ada pula yang menekuni seni anyaman bambu, seni ogoh ogoh, tatto, fotografer, pelukis, pematung dan berbagai media yang ditekuni dalam keseharian mereka.
Pameran ini juga menerabas sekat sekat usia dan generasi, sehingga menampilkan presentasi dari karya generasi tua, generasi muda bahkan kanak-kanak.
“Semua memiliki potensi yang sama dan ruang untuk diwacanakan sesuai dengan kesadaran seniman untuk menghayati artistik, medium hingga material. Maka tidak menutup kemungkinan jika karya seni ukir yang bersanding dengan seni lukis, danganan atau gagang keris ataupun tongkat komando berukir bisa bersanding dengan seni patung,”ujar Kurator Seniman Tampaksiring, I Made Susanto Dwitanaya.
Ia menambahkan, Pameran ini adalah sebuah ruang perayaan atas budaya rupa bukan untuk ekslusifitas atau dikotomi fine art, craft, publik art. Tapi luruh dalam pembacaan sebagai budaya rupa yang tumbuh dari lokus dan situs.
Sementara itu, Ida Bagus Gede Sidharta Putra Owner Griya Santrian Gallery Sanur, menyampaikan bahwa Apa yang ditampilkan oleh para perupa yang tergabung dalam Amarawati Art Community Tampaksiring, pada pameran “Nadi Cita Tampaksiring” menunjukkan keragaman bentuk, media, dan artistik yang mencerminkan bagaimana dinamika kreativitas pelaku seni rupa yang ada di Tampaksiring.
“Pameran kali ini kita akan melihat lukisan, patung, instalasi, ukiran tulang, hingga ogoh ogoh khas Tampaksiring, sebagai wahana untuk kita melihat bagaimana iklim seni rupa di Tampaksiring memberi warna tersendiri bagi seni rupa Bali,” ujar Bagus Sidartha.
Pada Pameran kali ini menampilkan 80 karya berbeda dengan melibatkan 8 desa yang ada di kecamatan Tampak Siring. Pameran ini juga menampilkan karya dari perupa yang sudah meninggal.(tik)


****************************************












