Denpasar |Nusantara Jaya News – Berdasarkan rilis resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, perekonomian Bali pada Triwulan III tahun 2025 menunjukkan performa yang sangat positif dengan pertumbuhan mencapai 5,88 persen (year on year). Angka ini melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang berada pada posisi 5,04 persen (yoy), menjadikan Bali sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi keempat secara nasional.(6/11)
Di tengah tantangan dan ketidakpastian ekonomi global, capaian tersebut mencerminkan ketahanan ekonomi daerah yang kuat, terutama dalam menjaga momentum pemulihan pascapandemi dan fluktuasi ekonomi dunia.
Dari sisi pengeluaran, kinerja ekonomi Bali didukung oleh sejumlah faktor utama. Ekspor luar negeri tumbuh signifikan sebesar 7,53 persen (yoy), seiring meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara (9,74 persen yoy) dan kedatangan penumpang internasional (7,71 persen yoy). Selain itu, investasi (PMTB) juga tumbuh 6,12 persen (yoy), terutama dari subkomponen PMTB bangunan yang diperkuat oleh peningkatan realisasi investasi PMDN hingga lebih dari 100 persen serta pertumbuhan belanja modal APBD sekitar 15 persen.
Kontributor terbesar terhadap perekonomian Bali, yakni konsumsi rumah tangga, juga mencatat pertumbuhan kuat sebesar 5,20 persen (yoy). Hal ini didorong meningkatnya pengeluaran untuk transportasi, rekreasi dan budaya, serta penginapan dan hotel sejalan dengan tingginya aktivitas pariwisata. Sementara itu, konsumsi pemerintah tumbuh 2,29 persen (yoy), terutama akibat peningkatan belanja pegawai dan belanja modal di tingkat daerah.
Dari sisi lapangan usaha (LU), hampir seluruh sektor mencatatkan pertumbuhan positif. Sektor Akomodasi dan Makan Minum menjadi motor utama dengan pertumbuhan mencapai 11 persen (yoy), ditopang lonjakan kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara masing-masing sebesar 9,74 persen (yoy) dan 23,17 persen (yoy).
Sektor Pertanian tumbuh 2 persen (yoy) berkat meningkatnya produksi hortikultura seperti bawang merah, kentang, sawi putih, serta tanaman tahunan seperti jeruk dan pisang, juga ditopang oleh subsektor peternakan (telur ayam dan daging ayam).
Sektor Transportasi dan Pergudangan tumbuh 6,26 persen (yoy), didorong oleh peningkatan penumpang internasional dan kargo di Bandara I Gusti Ngurah Rai serta penumpang kapal ASDP. Sektor Konstruksi tumbuh 4,12 persen (yoy) berkat meningkatnya investasi dan belanja modal pemerintah daerah, sedangkan Sektor Perdagangan tumbuh 6,97 persen (yoy) didukung aktivitas wisatawan dan perdagangan hasil pertanian.
Namun demikian, pertumbuhan ekonomi Bali sedikit tertahan oleh kontraksi pada sektor Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar -5,09 persen (yoy), seiring dengan menurunnya kinerja jasa perantara keuangan di industri perbankan.
Melihat tren positif tersebut, Bank Indonesia memproyeksikan perekonomian Bali akan tetap tumbuh solid pada Triwulan IV 2025, ditopang oleh stabilitas sektor pariwisata, peningkatan investasi, serta optimisme konsumen yang masih terjaga.
Untuk mempertahankan momentum ini, BI menekankan pentingnya pengembangan pariwisata berkualitas dan berwawasan lingkungan sebagai motor utama pertumbuhan ekonomi daerah. Fokus diarahkan pada perluasan pasar Free and Independent Traveler (FIT), penguatan kegiatan MICE bernilai tambah tinggi, serta diversifikasi destinasi wisata ke wilayah potensial di luar Bali Selatan.
Selain itu, optimalisasi pendapatan dan belanja daerah juga diharapkan mampu memperkuat dampak ekonomi melalui percepatan realisasi belanja efektif, serta peningkatan potensi pajak dan retribusi daerah.
Dukungan pembiayaan bagi sektor potensial seperti ekonomi kreatif, UMKM, pangan, dan industri kreatif khas daerah juga menjadi agenda penting untuk memperluas basis pertumbuhan. Di sisi lain, ketahanan pangan dan pengendalian inflasi tetap dijaga melalui inovasi pertanian berbasis teknologi dan penerapan strategi 4K (Ketersediaan, Keterjangkauan, Kelancaran, dan Komunikasi efektif) oleh TPID Bali.
Dengan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, Bank Indonesia, serta para pelaku ekonomi dan masyarakat, diharapkan perekonomian Bali dapat terus tumbuh secara inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi, memperkuat posisinya sebagai salah satu pilar utama perekonomian nasional.(Red)


****************************************












