Bali |Nusantara Jaya News – Berlokasi di Labyrinth Art Gallery Nuanu Creative City, Jalan Pantai Nyanyi Tabanan Bali, berlangsung pameran kolektif yang bertajuk Liana Reverie Vivid Colours, yang menjelajahi hubungan antara manusia, alam, dan imajinasi. Memamerkan 35 lukisan bertemakan alam dari 23 Seniman Bali, Jawa dan Kalimantan.
Pameran yang dibuka dari tanggal 8 November 2025 sampai 20 Januari 2026, adalah kolaborasi antara Labyrinth Art Gallery, LucyDream Art, dan Philo ArtSpace, yang menekankan komitmen Nuanu untuk kolaborasi antar dunia seni dan perkembangan budaya di Bali.
Para Seniman ini berkumpul dan memamerkan karya mereka diantaranya, A.M. Dante, Aly Waffa, Andi Sules, Anthok S, Aris Suantara, Ayu Murniati, Egy Alfandy, Ermy Herfika, Holy, I Ketut Putrayasa, I Nyoman Sujana Kenyem, Irena Adre Isabella, Keke Kendisan, Made Gunawan, Moelyoto, Ni Komang Atmi Kristiadewi, Ni Wayan Sutariyani, Putu Adi Suweca, Rangga Pamungkas, Reza Olitalia, Rezzo Masduki, Tatang B.Sp, and Tommy F. Awuy.
Liana Reverie Vivid Colours hadir sebagai refleksi kolektif tentang bagaimana manusia dapat menemukan tempatnya kembali dalam alam semesta, melalui warna yang hidup (vivid colours), material organik, dan mengartikan kembali apa itu ketergantungan.
Pameran ini menginterpretasikan simbol ini untuk menggambarkan hubungan antara manusia dan alam, layaknya Nuanu yang berakar pada lanskap alam yang diekspresikan secara artistik, dan diperkuat dengan hubungan antar manusia. Mengajak pengunjung untuk diam sejenak dan melihat betapa seringnya tanaman hidup terabaikan dalam konteks modern dan bagaimana kita bisa terhubung kembali untuk menciptakan keseimbangan, keterhubungan, dan kolaborasi.
“Interconnected antara manusia dan alam bukan cuman kita sebagai manusia yang takut dengan alam tapi juga secara spiritually. Seberapa banyak impact yang alam sudah berikan ke kita, dan momen pameran ini cara kita mengapresiasi alam dan seberapa banyak yang mereka lakukan buat kita,”ungkap Sahla Safia selaku project Coordinator Nuanu Creative City.
Ada dua harapan yang ingin dicapai dalam pameran ini, yang pertama, Ia berharap pengunjung bisa lebih peduli dan sadar terhadap dampak dari merusak alam. Sedangkan yang kedua mengajak pengunjung untuk pelan-pelan memaknai seni itu menjadi suatu bahasa universal dimana ada tanaman hidup yang masih ada nilainya tidak boleh disingkirkan dari setiap peradaban.
“Exhibition-nya cocok ya di Nuanu karena memang kita menjaga alam, apapun yang hijau itu kita mau apresiasi alam itu dan pameran ini salah satu cara kita mengapresiasi,” imbuh Sahla.
“Kita mengajak para pengunjung buat Ayo kita balik ke alam Ayo kita lihat lagi dan ingat lagi apa yang sudah alam berikan kepada kita,”ujar Calvin, Assistant PR Manager Nuanu Creative CityCity, menambahkan.
Nuanu Creative City, sebuah kawasan kreatif seluas 44 hektar memberikan kepercayaan dan ruang kepada 23 seniman tersebut untuk menjelaskan lewat seni bahwa seni tidak terpisah dengan alam, tapi justru bergerak bersama ritme kehidupan, menyuarakan komitmennya untuk membentuk masa depan seni budaya di Bali.(tik)


****************************************












