Medan |Nusantara Jaya News – Derasnya desakan publik, untuk memberantas peredaran narkotika di wilayah Kota Medan, Deli Serdang, Sumatera Utara terus disuarakan. Salah satu basis narkotika yang menjadi momok ditengah – tengah masyarakat ada di Jermal 15 kawasan Medan Denai.
Satresnarkoba Polrestabes Medan baru – baru ini telah menjawab keresahan masyarakat itu dengan “bertandang” ke lokalisasi basis narkotika tersebut. Akan tetapi operasi tersebut belum mampu mengungkap aktor besar dibalik peredaran narkoba di wilayah tersebut.
Sebagaimana dibeberkan narasumber media ini yang meminta namanya agar dirahasiakan menuturkan bahwa mustahil Polrestabes Medan menangkap terduga bandar berinisial nama GS ucap sumber.
” Siapa diwilayah jermal yang tidak mengenali GS ? semua tau dia aktor dibalik itu semua ” beber sumber, Jumat (12/12/2025).
Sumber juga menduga bahwa barang narkotika yang diperjual belikan oleh GS sebahagian kemungkinan bersumber dari hasil tangkapan Polrestabes Medan ujarnya ketika berbincang dengan kru media ini.
Menurut sumber yang layak dipercaya itu yang juga sekaligus tokoh masyarakat tersohor di kota medan itu bukan tanpa alasan ia berkata demikian, pasalnya hampir tiap bulan lokasi jermal 15 digrebek oleh polisi, setiap digrebek selalu ditemukan narkotika dari lokasi namun kenapa tidak menyentuh ke akar masalahnya? mereka juga tau itu siapa bandar narkotika disana, kenapa tidak ditangkap? ujarnya heran.
Sumber juga menduga bahwa tidak tuntasnya, atau tidak terungkapnya gembong narkoba di Jermal 15 akibat adanya dugaan oknum di Polrestabes terafiliasi bekerjasama dengan GS.
” Lah kita ngomong apa adanya saja. Terbukti kan, berulang kali digrebek, namun tak pernah sekalipun ditangkap bandarnya. Ini ada apa? ”
Sumber juga menambahkan, bahwa terduga bandar GS ini merupakan gembong satu – satunya yang terbesar yang menjual narkotika layaknya jualan baang dagangan dipajak tutupnya.
Dilain sisi, pengamat kebijakan publik Putra SH, MH mendorong agar persoalan ini dilibatkan ke Mabes Polri. Penegasan itu disampaikan Putra mengingat pemberantasan narkotika di wilayah Kota Medan layaknya seperti jamur di musim penghujan.
” Kita sama – sama mengikuti pemberitaan di media massa, bahwa jermal 15 dari tahun ke tahun sudah kerab di publikasikan peredaran narkotika disana secara masif. Bahkan media maentrim telah mengungkap salah satu nama terduga bandar disana. Lantas sampai hari ini tidak ada tindakan nyata oleh Kepolisian itu sendiri ” tandas Putra SH.MH.
Maka dari hal itu dapat disimpulkan, ada kekuatan besar yang melindungi aktivitas tersebut. Kita mendorong agar ada campur tangan dari Mabes Polri untuk mengungkap aktor dibalik itu semua ujarnya.
” Masyarakat sudah pintar, jika suatu yang dituding menjadi pusat lokalisasi, dan yang ditangkap hanya bagian kecil saja dan hal ini dilakukan secara berulang mengindikasikan suatu “permainan” disana yang perlu diungkap oleh lembaga yang masih cinta akan NKRI ini ” harapnya.
Diketahui, bahwa Satres Narkoba Polrestabes Medan kembali menggrebek sarang narkoba di kawasan Jermal, Rabu (3/12) kemarin. Dalam siaran resmi Polrestabes Medan menyiarkan bahwa dalam penggrebekan mengamankan berupa puluhan alat hisap narkotika dan timbangan elektrik serta menemukan loket – loket khusus penjualan narkotika. Polrestabes Medan juga mengklaim telah menghancurkan gubuk – gubuk tersebut agar tidak terulang kembali katanya.
Dikonfirmasi terpisah,soal penggrebekan tersebut kepada Kasat Res Narkoba Polrestabes Medan Kompol Rafli Yusuf Nugraha mengenai apakah terduga bandar narkotika berinsial nama GS turut diamankan dalam operasi tersebut? namun lagi – lagi Kompol Rafli Yusuf Nugraha enggan berkomentar dan operasi tersebut anggan untuk dibuka kepada publik.
Dikonfirmasi ulang kepada Kapolrestabes Medan perihal operasi tersebut, apakah terduga bandar berinisial nama GS telah diamankan serta adanya tudingan bahwa terduga bandar narkotika GS diduga menjual narkotika sebahagian dari hasil tangkapan Polrestabes Medan melalui oknum berinisial JP? akan tetapi dua petinggi di Polrestabes Medan itu memilih diam tanpa menjawab seluruh konfirmasi kru awak media.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah petinggi di jajaran Polrestabes Medan yang memiliki tanggungjawab penuh terhadap penekanan bahaya peredaran narkotika yang berpotensi menghancurkan generasi bangsa seolah diabaikan. Hingga saat ini, peredaran narkotika di Jalan Keramat Indah, Gang Dejo Jermal 15, Kawasan Medan Denai terus berlangsung.
Parahnya, aktivitas yang mengancam tatanan sosial itu telah berulangkali disampaikan, kepada Kasat Narkoba Polrestabes Medan Kompol Rafli Yusuf Nugraha dan Kapolsek Medan Area Kompol Dwi Himawan, melalui Kanit Reskrim Iptu Dian Pranata Simangunsong akan tetapi seluruh petinggi kepolisian setempat itu memilih bungkam dan enggan memberikan tanggapan apapun hingga berita ini ditayangkan oleh redaksi.
Imformasi dihimpun, bahwa peredaran narkotika di wilayah ini di komandoi terduga bandar berinisial nama GS. Diketahui GS ini merupakan tokoh pemuda diwilayah ini yang terkenal licin sehingga berulang kali lokalisasi milik bandar GS digrebek Polrestabes Medan namun kembali dibuka tak lama setelah operasi penggrebekan berlangsung.
Menanggapi hal tersebut, pengamat kebijakan publik Putra Silalahi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tetap jernih berfikir, bahwa perlawanan terhadap peredaran narkotika tidak boleh redup. Ditengah sikap pasif Aparat Penegak Hukum (APH) Putra Silalahi menyuarakan kepada seluruh penggiat anti narkoba untuk turun ke jalan.
” Mari seluruh penggiat anti narkotika untuk sama – sama kita suarakan, agar semua lembaga di negara kita ini melek, bahwa ada satu wilayah yang bebas memperdagangkan narkotika namun pihak aparat diam saja ” ujarnya, Sabtu (29/11/2025).
Ia juga menambahkan, bahwa tidak adanya komentar dari pihak terkait, menunjukkan bahwa kegagalan dalam menciptakan lingkungan yang kondusif dari bahayanya peredaran narkotika itu semakin melebar tuturnya.
Informasi diperoleh, bahwa perjudian dan peredaran narkotika di tanah garapan Jermal 15, justru kini merambah ke Selambo tepatnya di tanah garapan eks PTPN II tak jauh dari SMA N 21 Medan, Dinas Pertanian dan Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Kota Medan. Diwilayah Selambo, peredaran narkotika disebut sebut dikendalikan oknum OKP berinisial S disebut- sebut adik kandung GS.
Diberitakan sebelumnya, peredaran narkotika di Jalan Keramat Indah, Gang Dejo daerah Medan Denai semakin “gila – gilaan” tak pandang aturan hukum. Meski lokalisasi ini menjadi langganan Kepolisian dalam mengabadikan beberapa dokumentasi gambar sebagai laporan kinerja, gubuk – gubuk disapu rata, akan tetapi terduga bandar narkotika inisial GS tak tersentuh hingga saat ini. dugaan maraknya peredaran narkoba serta aktivitas perjudian yang disebut berlangsung terang-terangan di wilayah mereka.
Aktivitas yang dicurigai itu dilaporkan terjadi hampir setiap hari dan dinilai kian tak terkendali.
Salah seorang warga yang meminta identitasnya dirahasiakan mengaku aktivitas mencurigakan di lokasi tersebut nyaris tidak pernah berhenti.
“Kami sangat khawatir. Banyak anak muda datang dan pergi. Tempat itu hampir tak pernah sepi. Kami menduga ada narkoba dan perjudian di sana,” ujarnya.
Selain itu, sejumlah warga juga menduga bahwa seorang bandar berinisial GS diduga bebas beroperasi tanpa tersentuh hukum. Menurut warga, sosok tersebut kerab berbuat seolah peduli dengan warga dengan modus membagikan beras kepada warga setiap hari Jumat, yang mereka nilai sebagai upaya membangun simpati agar aktivitas dugaan ilegalnya tidak diganggu.
“GS itu seperti kebal. Tiap Jumat dia bagi-bagi beras. Kami khawatir itu cuma cara supaya warga diam,” ungkap salah satu warga lainnya.
Keluhan warga bukan hanya sekali disampaikan. Mereka mengaku telah berulang kali melapor kepada aparat penegak hukum, berharap adanya penertiban dan tindakan nyata. Namun hingga kini, menurut warga, belum ada langkah serius yang terlihat di lapangan.
Tidak berhenti sampai di tingkat Polsek, sejumlah warga bahkan meminta Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol Wisnu Hermawan, untuk turun tangan mengambil alih penanganan dugaan peredaran narkoba tersebut.
“Kalau Polsek tidak bergerak, kami berharap Kapolda Sumut bisa turun langsung. Kami butuh rasa aman,” kata warga lainnya.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi maupun tindakan lanjutan dari aparat penegak hukum terkait dugaan aktivitas ilegal yang meresahkan tersebut.
Warga berharap situasi ini tidak terus berlarut, mengingat dampaknya berpotensi merusak generasi muda serta mengancam ketertiban lingkungan tempat tinggal mereka. (Tim)


****************************************












