banner 1000x130 **************************************** banner 1000x130

Festika Jatim 2025, Gubernur Khofifah :AI Tak Bisa Gantikan Domain Utama Guru

banner 2500x130 banner 2500x130 banner 1000x130

Malang |Nusantara Jaya News – Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Pendidikan (Dindik) menggelar Festival Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (TIKP) Jawa Timur atau Festika Jatim 2025. Acara ini dibuka langsung oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, di Hotel Savana Malang, Senin (15/12/2025).

Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah menegaskan bahwa pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam dunia pendidikan tidak dimaksudkan untuk menggantikan peran guru. Menurutnya, teknologi hanyalah alat bantu pembelajaran, sementara nilai, karakter, dan sensitivitas kemanusiaan tetap menjadi domain utama pendidik.

banner 300x250

“Di dalam seorang guru itu ada transfer of attitude yang tidak bisa dilakukan oleh AI. Sensitivitas ada pada guru, bukan pada AI,” ujar Khofifah.

Bertema “Digitalisasi Pembelajaran Bermakna Wujudkan Pendidikan Berkualitas dan Unggul Menuju Indonesia Emas 2045”, Festika Jatim 2025 menekankan pentingnya teknologi sebagai penguat pembelajaran sekaligus membuka konektivitas global secara cepat dan real time.

Gubernur Khofifah menekankan, guru memiliki peran sentral dalam mentransformasikan pemanfaatan AI berbasis nilai. Menurutnya, guru tetap menjadi figur yang disiapkan untuk digugu dan ditiru oleh peserta didik.

“Teknologi ini adalah alat, menjadi penguat. Modernisasi, efektivitas, dan efisiensi bisa dilakukan, tapi jangan menempatkan teknologi bebas nilai,”tegasnya.

Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Aries Agung Paewai, menegaskan kebijakan pemanfaatan AI di sektor pendidikan telah sejalan dengan arahan pemerintah pusat, yakni menjadikan AI sebagai pendukung proses pembelajaran, bukan pengganti peran tenaga pendidik.

Menurut Aries, pengenalan AI kepada guru dan peserta didik penting dilakukan agar insan pendidikan memahami secara utuh fungsi, manfaat, serta potensi risiko penggunaan AI di dunia pendidikan.

 

“Kita ingin mereka tidak meraba-raba. Apa itu AI, apa positifnya, apa negatifnya, sehingga dunia pendidikan tetap berproses seperti dulu, tetapi dengan bantuan teknologi,” jelasnya.

Aries menambahkan, AI diharapkan hanya menjadi alat bantu dalam proses menulis, berkarya, dan belajar, tanpa mengambil alih kreativitas dan proses berpikir manusia. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya kemampuan insan pendidikan untuk bersanding dengan teknologi.

“Jangan sampai kita kalah dengan teknologi. Kita harus mampu bersanding untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan,” tegasnya.

Festika Jatim 2025 sendiri, lanjut Aries, menjadi wadah bagi para guru yang telah memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran, sekaligus mendorong lahirnya guru-guru baru yang memiliki semangat serupa.

Rangkaian kegiatan Festika Jatim 2025 diawali dengan webinar edukasi yang diikuti lebih dari 32 ribu peserta, terdiri dari pengawas, kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan dari berbagai daerah di Jawa Timur.

Selain itu, terdapat ajang Guru Sobat Teknologi (GST) yang diikuti 2.100 guru dari 24 cabang dinas pendidikan, yang menampilkan praktik terbaik pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran.

Festika Jatim 2025 juga menghadirkan lomba Anak Remaja Kreatif AI (AREK_AI) yang diikuti 1.120 tim siswa SMA/SMK sederajat. Para peserta berkompetisi menciptakan aplikasi dan situs web sebagai bukti peran pelajar sebagai pencipta teknologi dalam dunia pendidikan.

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur juga  meluncurkan buku berjudul Bukan Guru Biasa, yang memotret perjalanan inspiratif 22 guru di Jawa Timur dalam menjawab tantangan pembelajaran di era Artificial Intelligence. (Red)

banner 1000x130
banner 1000x130 banner 2500x130