Surabaya — Suara mesin jahit terdengar hampir setiap hari dari Balai RW Tuwowo, Kapasmadya Baru, Tambaksari. Selama empat bulan terakhir, tempat ini menjadi kelas pelatihan bagi sembilan ibu-ibu dari keluarga kurang mampu. Mereka menempuh program peningkatan keterampilan menjahit melalui Kelompok Usaha Cahaya (KUC) Sartika Dewi, program pemberdayaan ekonomi yang berada di bawah naungan YBM PLN UIP JBTB.
Program mencapai puncaknya pekan ini melalui sesi ujian dan presentasi karya yang dihadiri jajaran Kelurahan Kapasmadya Baru, perangkat RT/RW, PIKK PLN UIP JBTB, serta pengurus YBM PLN UIP JBTB.
Ketua RW 07 Tuwowo, Agung Suprapto, menegaskan pentingnya mental optimis dalam proses pemberdayaan masyarakat.
“Kita harus selalu menanamkan optimistis. Optimis adalah kunci keberhasilan untuk meraih sukses bersama,” ujarnya.
Selama empat bulan pelatihan, para peserta berhasil menghasilkan empat jenis produk yaitu gamis, kaos, baju remaja, dan baju santai. Total produksi mencapai hampir 85 potong pakaian, dan sekitar separuhnya sudah terjual. Capaian ini menjadi bukti bahwa karya ibu-ibu Tuwowo sudah layak masuk pasar.
Pelatih dan pendamping KUC, Novita Rahayu Purwaningsih, turut bangga atas kemajuan para peserta.
“Sebagian besar awalnya belum bisa menjahit sama sekali. Saya ajarkan tahap demi tahap hingga mereka bisa membuat baju sendiri. Ini bukan akhir, tetapi awal perjuangan untuk benar-benar bisa membantu perekonomian keluarga,” ungkapnya.
Manajer YBM PLN UIP JBTB, Achmad Fatkhurrozi, menambahkan bahwa hasil ini menunjukkan besarnya potensi KUC sebagai motor ekonomi warga.
“Beberapa produk bahkan sudah dipakai hingga oleh salah satu anggota DPRD Surabaya. PR selanjutnya adalah meningkatkan kualitas dan memperkuat pemasaran agar usaha ini berkelanjutan. Terima kasih kepada para muzakki YBM PLN atas dukungannya,” ujarnya.
Representasi PIKK PLN UIP JBTB, Hesti Kunto, memberikan semangat tambahan kepada para peserta.
“Semoga proses penilaiannya lancar dan ibu-ibu dapat terus memberikan warna baru bagi Kapasmadya Baru melalui pemberdayaan ini,” tuturnya.
Lurah Kapasmadya Baru, Krisna Dwi Haryadi, memberikan arahan mengenai peluang kolaborasi di masa depan.
“Pesan Pak Wali Kota, Karang Taruna ditargetkan berdaya di tahun 2026. Ke depan bisa digandengkan dengan KUC Sartika Dewi dalam pemasaran produk sehingga saling menguatkan ekonomi warga,” jelasnya.
Dalam presentasi ujian, salah satu peserta, Dwi Widyastuti, menyampaikan harapan besar kelompoknya.
“Tuwowo adalah ‘tukang woro-woro’ kebaikan untuk semua. Perjalanan ini berawal dari mimpi besar ketua RW dan kerja keras seluruh tim. Kami ingin karya kami dipakai banyak orang dan membawa kebahagiaan untuk semua,” ujarnya.
KUC Sartika Dewi juga menyiapkan rencana pengembangan ke depan. Mereka menargetkan produksi massal, menggandeng mitra penyedia seragam kantor dan instansi, serta memasarkan produk melalui toko online. Harapannya, ibu-ibu di Kapasmadya Baru dapat semakin berdaya dan memiliki sumber penghasilan berkelanjutan melalui KUC ini.
Dengan semangat belajar dan kerja keras yang terus tumbuh, kelompok ibu-ibu Tuwowo membuktikan bahwa pemberdayaan bukan hanya soal pelatihan, tetapi juga membuka jalan menuju masa depan ekonomi keluarga yang lebih cerah.(Red)


****************************************












