MEDAN|nusantara jaya news — Bencana banjir dan longsor yang melanda Aceh Tamiang pada 25 November lalu meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat. Banyak warga kehilangan tempat tinggal, sebagian masih bertahan di pengungsian, dan sebagian lainnya terus berjuang memulihkan kondisi kesehatan di tengah keterbatasan fasilitas. Trauma pun masih jelas terlihat, terutama pada anak-anak dan lansia.
Melihat kondisi tersebut, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menunjukkan kepeduliannya dengan menyalurkan bantuan obat-obatan bagi para korban. Ketua KOPRI PMII FSH UINSU, Hazizah Hasibuan, didampingi Bendahara Umum PMII FUSI, Ilham Arifin, menyerahkan satu kotak bantuan obat-obatan yang dipersiapkan khusus untuk masyarakat Aceh Tamiang.
Penyerahan dilakukan di kediaman Ketua Koordinator Penyaluran Bantuan Bencana Alam, Ilham Hazfi Batubara, S.Psi, yang diwakili oleh Sekretaris Koordinator, Riswanuddin Pasaribu, S.Pd, bersama Al-Ustadz Muhammad Azmi Fadli, di Jalan Bubu, Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan, Selasa (30/12/25).
Kegiatan berlangsung penuh haru dengan suasana solidaritas yang kuat dari para kader PMII yang hadir. Dalam kesempatan tersebut, Hazizah menyampaikan keprihatinan dan duka mendalam atas musibah yang menimpa masyarakat Aceh Tamiang serta sejumlah wilayah lain di Sumatera Utara.
Ia menegaskan bahwa penyaluran bantuan ini bukan sekadar bentuk bantuan materi, tetapi wujud nyata solidaritas kemanusiaan.
“Kami datang bukan hanya membawa obat-obatan, tetapi juga doa dan kepedulian. Kami turut merasakan kesedihan saudara-saudara kita di Aceh Tamiang. Semoga bantuan ini dapat meringankan beban dan membantu pemulihan kesehatan masyarakat,” ujarnya.
Hazizah juga menambahkan bahwa bencana tersebut tidak hanya merusak rumah dan harta benda, tetapi juga meninggalkan luka emosional yang mendalam. Karena itu, dukungan moral dan kepedulian bersama sangat dibutuhkan agar para korban tidak merasa sendiri.
Sementara itu, Ilham Arifin menegaskan bahwa PMII akan terus hadir dalam setiap persoalan kemanusiaan. Menurutnya, mahasiswa tidak hanya bertanggung jawab dalam bidang akademik, tetapi juga memiliki peran penting dalam sosial dan kemanusiaan.
“Sekecil apa pun bantuan, jika diberikan dengan ketulusan, akan sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan. Ini bukti bahwa mahasiswa peduli terhadap persoalan masyarakat,” katanya.
Banjir dan longsor tersebut menyebabkan kerugian besar, mengganggu akses kesehatan, dan menyulitkan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat. Bantuan obat-obatan yang disalurkan diharapkan dapat membantu penanganan kesehatan pascabencana, terutama penyakit kulit, infeksi, serta gangguan kesehatan lain yang sering muncul setelah banjir.
Di akhir penyampaiannya, Hazizah berharap Aceh Tamiang segera pulih.
“Semoga Aceh Tamiang bangkit kembali. Semoga masyarakat diberi kekuatan, dan kita semua terus bersatu dalam rasa kemanusiaan,” tutupnya.
Dengan adanya kepedulian ini, PMII berharap semakin banyak pihak yang tergerak untuk membantu. Sebab, bencana bukan hanya tentang kehilangan, tetapi juga tentang bagaimana manusia saling menguatkan di tengah cobaan.(IHB)


****************************************












