MEDAN |Nusantara Jaya News – Gelombang protes melanda jantung Kota Medan hari ini.Ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Aliansi Suara Rakyat Indonesia (SURATIN) menggelar aksi unjuk rasa serentak di depan Kantor Pusat Bank Sumut dan Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional Sumatera Utara.(29/12)
Aksi yang berlangsung di bawah pengawalan kepolisian ini menyuarakan mosi tidak percaya terhadap proses seleksi direksi PT Bank Sumut yang dinilai cacat prosedur dan tidak transparan.
Persoalan Transparansi dan “Inbreng” Jadi Sorotan
Dalam orasinya di depan Gedung Bank Sumut, Koordinator Aksi, Ricki Pratama Dalimunthe, menegaskan bahwa hasil seleksi direksi saat ini harus dibatalkan.
Ia menilai proses yang berlangsung dilakukan secara tertutup tanpa mempertimbangkan aspek kompetensi murni dan objektivitas.
”Kami mencium aroma ketidakterbukaan dalam seleksi ini. Bank Sumut adalah jantung ekonomi daerah, jangan sampai diisi oleh sosok yang muncul dari proses yang gelap,” tegas Ricki di depan kantor bank sumut.
Selain masalah seleksi direksi, massa aksi juga menyuarakan penolakan keras terhadap rencana inbreng (penyetoran modal non-tunai berupa aset) yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) kepada Bank Sumut.
Tuntutan Utama Aliansi PMII & SURATIN:
1. Batalkan Hasil Seleksi : Mendesak panitia seleksi dan Pemegang Saham Pengendali (PSP) untuk membatalkan hasil seleksi direksi yang dianggap tidak transparan.
2. Audit Proses Seleksi : Meminta OJK selaku regulator untuk turun tangan melakukan audit terhadap tahapan fit and proper test yang telah berjalan.
3. Tolak Inbreng : Menolak skema inbreng aset oleh Pemprovsu karena dinilai berisiko membebani kesehatan finansial bank dan rawan akan penyimpangan nilai aset.
4. Independensi Bank Sumut : Mendesak agar Bank Sumut dibersihkan dari kepentingan politik praktis menjelang pergantian kepemimpinan.
Bergerak ke Kantor OJK
Setelah melakukan orasi di Bank Sumut, massa bergerak menuju Kantor OJK Sumut.
Di sana, mereka mendesak agar OJK bertindak tegas dan tidak menjadi “stempel” bagi proses seleksi yang diduga bermasalah.
”OJK punya wewenang penuh untuk menolak calon direksi yang lahir dari proses yang tidak sehat. Jika OJK membiarkan ini, maka integritas perbankan di Sumatera Utara sedang dipertaruhkan,” tambah Ricki dalam orasinya.
Hingga sore hari, perwakilan massa masih menunggu tanggapan resmi dari pihak Bank Sumut maupun OJK.
Aliansi PMII dan SURATIN mengancam akan kembali dengan massa yang lebih besar jika tuntutan mereka untuk transparansi dan pembatalan rencana inbreng tidak segera ditanggapi secara tertulis.
(SPT)


****************************************












