Surabaya |nusantarajayanews.id – Anggota Komisi B DPRD Jawa Timur, Ahmad Hadinuddin minta pemerintahl awasi keluar masuk sapi dari daerah ke daerah. Hal ini dilakukan agar untuk mengantisipasi supaya sapi yang terserang penyakit LSD atau penyakit benjolan pada kulit sapi tidak menyebar lagi.
“Apalagi jelang idul Qurban banyak warga yang mau membeli sapi untuk Idul Adha. Jangan sampai warga resah ketika mau membeli sapi Qurban yang terkena penyakit LSD,”terang Ahmad Hadinuddin politisi asal Dapil Banyuwangi, Situbondo dan Bondowoso dikonfirmasi, Senin (19/6/2023).
Legislator Fraksi Partai Gerindra DPRD Jatim ini mendorong juga agar pemerintah Provinsi melalui Dinas Peternakan saling berkoordinasi dengan Dinas Peternakan Kabupaten/Kota serta juga para peternak yang mau menjual hewan dagangannya apakah benar benar- hewan sapinya sudah steril dan bebas dari penyakit LSD.
“Dinas terkait Harus terjun ke lapangan, secara intens dan memberikan vaksin terhadap sapi yang mau di buat kurban agar sapinya terhindar dari penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) atau yang lebih dikenal penyakit lato – lato,” pungkas wakil ketua DPD Gerindra Jatim.
Senada anggota Komisi B DPRD Jatim lainnya, Daniel Rohi mengatakan pemeriksaan secara massal dan pemberian vaksin terhadap ternak yang akan menjadi hewan Qurban perlu dilakukan.
Hal iini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah munculnya PMK dan penyakit hewan ternak lainnya jelang hari raya Qurban yang tinggal beberapa hari lagi.
Dijelaskan, seperti sekarang tentunya Dinas Peternakan Kabupaten/Kota dan Provinsi harus siaga dan meningkatkan kewaspadaan. Bahwa masing-masing hewan harus dilakukan pengecekan dan monitoring serta diberikan surat jalan yang diambil dari satu titik ke titik lain.
“Tak hanya itu, pencegahan Lumpy Skin Disease (LSD) lewat vaksinasi terus dilakukan. Hingga saat ini, Kementerian Pertanian sedang menyiapkan sekitar 200 ribu vaksin LSD untuk Jawa Timur,”jelasnya.
Menurutnya, penyakit LSD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang ternak sapi dan kerbau dan sudah dinyatakan wabah di Provinsi Riau pada bulan Februari 2022, dengan penyebaran melalui vektor dan kontak langsung dengan ternak yang sakit.
“Walaupun tidak menular ke manusia, tapi daging ternak yang terinfeksi LSD tidak layak dikonsumsi, karena mengalami kekurangan nutrisi protein. Daging tersebut mengalami lack of nutrient protein asam amino,”katanya.
Diungkapkan oleh politisi dari dapil Malang Raya ini, jika nantinya ada ternak hewan qurban asal luar Jatim masuk, maka perlu ada pemeriksaan di setiap jalur pintu masuk akses ke Jawa Timur.
“Dirikan pos pantau di pemeriksaan. Jangan sampai ternak asal luar Jatim membawa penyakit menular yang mengancam kesehatan hewan ternak di Jatim. Sekali lagi harus betul-betul pengawasan ketat untuk itu,”ujarnya.
Politisi asal fraksi PDI Perjuangan ini menambahkan, dari data yang masuk proyeksi kebutuhan sapi kurban di Jawa Timur mencapai 56.851 ekor semen5ara ketersediaan 1.003.700 ekor. Sedangkan, kebutuhan kambing diperkirakan sebesar 211.951 ekor, sementara ketersediaan 727.600 ekor.
Adapun kebutuhan Domba sekitar 35.291 ekor sementara ketersediaan 277.000 ekor dan kerbau diperkirakan kebutuhan 13 ekor sementara ketersediaan 4.250 ekor. (Red)