Surabaya |nusantarjayanews.id,- AHY, Erick Thohir, Mahfud MD Bersaing Ketat dalam Bursa Cawapres Menjelang gelaran Pemilu pada tahun 2024 nanti, di Jawa Timur nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) secara elektabilitas menjadi salah satu favorit sebagai bakal Calon Wakil Presiden (Cawapres). Namun perolehan AHY dibayangi secara ketat oleh Erick Thohir dan Mahfud MD. Hasil riset yang dilakukan Surabaya Survey Center (SSC), menunjukkan putra mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini memuncaki perolehan tingkat elektabilitas Cawapres dengan angka 15.2% dibayangi secara ketat oleh Erick Thohir dengan perolehan 15%, dan Mahfud MD dengan angka 14.7%.
Hal itu diungkapkan oleh Peneliti Senior SSC, Ikhsan Rosidi berdasarkan dari hasil riset yang telah mereka lakukan sebelumnya. “Di Jawa Timur, AHY perlahan namun pasti angka elektabiltasnya terus menguat dan mencapai posisi puncak saat ini, meski ada nama-nama lain membayangi seperti Erick Thohir dan Mahfud MD, kemudian ada Sandiaga Uno dan Ridwan Kamil dengan masing-masing perolehan 8.8% dan 8.5%”, kata Ikhsan.
Lebih lanjut, Ikhsan menambahkan masih ada nama-nama lainnya yang muncul seperti Gubernur Jatim saat ini, Khofifah dengan 7.5%, Gibran Rakabuming 6.7%, dan Tri Rismaharini 5.5%. “Sementara, nama-nama lain yang muncul masih di bawah 5 persen, yakni Muhaimin Iskandar 3.8%, Airlangga Hartanto 3%, Gatot Nurmantyo 1%, Ahmad Heryawan 0.4%, serta Nasruddin Umar dengan 0.2%”, imbuhnya.
Namun demikian, masih terdapat sebanyak 7.2% dari seluruh responden yang memilih untuk tidak menjawab atau menyatakan tidak tahu. “Ceruk sebesar ini adalah peluang yang masih dapat diperebutkan oleh para Bacalon. Berdasarkan data empirik, perilaku memilih ini akan menentukan pilihan pada detik-detik terakhir menjelang hari pencoblosan”, pungkasnya.
Eri Cahyadi Semakin Membayangi di Antara Kandidat Cagub Jatim Masa jabatan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur pasangan Khofifah-Emil Dardak hanya menghitung bulan hingga akan berakhir pada 2024 mendatang, beberapa nama pun sudah santer disebut sebagai favorit untuk Calon Gubernur (Cagub) Jawa Timur di Pemilihan Gubernur (Pilgub) mendatang. Hal itu terungkap dari hasil riset yang dilakukan oleh Surabaya Survey Center (SSC) mengenai kecenderungan perilaku politik warga Jawa Timur menjelang Pemilu 2024.
Peneliti Direktur Riset SSC, Moh. Edy Marzuki mengungkapkan jika Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi secara elektabilitas perlahan namun pasti namanya semakin membayangi di antara kandidat Cagub Jatim. Tingkat elektabilitas Eri Cahyadi tercatat sebesar 6.7% dalam bursa Cagub Jatim, Angka ini semakin mendekati perolehan Emil Dardak sebanyak 11.5% dan Tri Rismaharini dengan 18.4%. “Memang Khofifah masih sangat kuat secara elektabilitas di Jatim dengan 34.2%, dan sisanya, Anwar Sadat dengan 5.5%, Syaifullah Yusuf 4.2%, Puti Guntur 2.8%, Abd. Halim Iskandar dengan 1.8%. Kemudian M. Sarmuji, Achmad Fauzi, dan Thoriqul Haq ketiganya sama-sama memeroleh 1.5%, Hanindhito Himawan P. 1.2%, Budi Sulistiyo Kanang dan Said Abdullah kompak memeroleh 0.8%, Badrut Tamam 0.5%. Sementara yang menjawab lainnya 0.9%”, terang Edy.
Meski demikian, dari seluruh responden yang memilih untuk tidak menjawab atau menyatakan tidak tahu masih terdapat sebanyak 6.2%. “Ceruk sebesar ini adalah peluang yang masih dapat diperebutkan oleh para Bacalon. Berdasarkan data empirik, perilaku memilih ini akan menentukan pilihan pada detik-detik terakhir menjelang hari pencoblosan”, imbuhnya.
Lebih lanjut Edy mengatakan, berdasarkan fakta empirik, angka 34.2%, untuk seorang incumbent adalah bukan angka yang aman. “Dengan fakta tersebut, di gelaran Pilgub 2024, Baik Risma, Eri maupun Emil akan menjadi penantang serius Khofifah. Apalagi jika dalam waktu tersisa menjelang 2024 ini Khofifah tidak bisa melahirkan program-program terobosan yang bisa merebut hati pemilih”, pungkasnya.
Emil Dardak Puncaki Elektabiltas Bursa Cawagub Jatim Dinamika elektabilitas Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jatim diungkap dalam hasil survei yang dilakukan Surabaya Survey Center (SSC) di Jawa Timur. Nama Wakil Gubernur Jatim saat ini Emil Elestianto Dardak menduduki posisi puncak tingkat elektabilitas dengan perolehan 35.8%.
Peneliti Senior SSC, Ikhsan Rosidi memaparkan berdasarkan dari hasil riset yang telah mereka lakukan di Jawa Timur. “Di Jawa Timur, memang nama Emil masih sangat kuat menduduki posisi puncak elektabilitas, dengan perolehan 35.8%, kemudian menyusul nama-nama tokoh lain seperti Eri Cahyadi dan Puti Guntur S.”, ungkapnya.
Kokohnya Emil Dardak di puncak elektabilitas bursa Cawagub Jatim ini berbanding lurus dengan kepuasan warga Jawa Timur terhadap kinerja Emil yang juga tetap tinggi. ” Hal ini tidak terlepas juga dengan exposure positif media baik media massa maupun media sosial selama ini”, imbuhnya.
Di survei elektabilitas, Emil dibayangi langsung oleh Eri Cahyadi dengan 15.7% dan Puti Guntur S. dengan 7.3%. Kemudian diikuti Anwar Sadat dengan 6.8%, Adb. Halim Iskandar dengan 4.5%, Said Abdullah 3.8%, Achmad Fauzi 3%. “Kemudian nama-nama lainnya yakni Thoriqul Haq dengan 2.4%, Badrut Tamam 2%, M. Sarmuji 1.8%, dan Hanindhito Himawan P. dengan perolehan hanya 1%, sementara yang menjawab lainnya ada 1.7%”, terang Ikhsan.
“Kuatnya elektabilitas Emil sebagai Cawagub tentu bukan hal yang mengejutkan. Tapi menyeruaknya nama Eri Cahyadi baik di bursa Cagub atau Cawagub adalah fenomena elektoral baru dalam kancah perpolitikan Jawa Timur. Bahkan angka-angkanya hampir mendekati mentornya sendiri yakni Tri Rismaharini”, ujar kandidat Doktor Marketing Politik ini.
Lebih lanjut, Ikhsan mengatakan masih ada palung potensi suara yang bisa diperebutkan sebanyak 11% dari responden yang menjawab tidak tahu atau tidak menjawab. “Peluang ini bisa diperebutkan para Bacalon untuk menyalip di tikungan terakhir jelang Pemilu 2024 nanti”, pungkasnya.
Ganjar Pranowo Digandrungi Milenial Jatim Surabaya Survey Center (SSC) yang melakukan survei mengenai dinamika perilaku pemilih warga Jawa Timur menjelang Pemilu 2024, salah satu hasilnya menunjukkan bahwa mayoritas kelompok pemilih milenial di Jawa Timur cenderung memilih untuk memberikan suara kepada Ganjar Pranowo dalam gelaran Pemilihan Presiden (Pilpres) mendatang.
Meskipun demikian, Mochtar menggaris bawahi jika potensi suara pada kelompok demografi ini juga masih terbuka. “Setidaknya masih ada 6% responden dari seluruh responden yang diteliti yang memilih tidak menjawab atau tidak tahu. Tentunya, potensi ini bisa menjadi perolehan suara realtif besar bagi siapapun yang bisa menggarapnya menjadi suara riil pada pemilu mendatang”, imbuhnya.
Lebih lanjut, Mochtar menambahkan, tidak heran para milenial Jatim manjatuhkan pilihan ke Ganjar Pranowo. “Pasalnya Ganjar sangat aktif di media sosial apapun itu, yang kita ketahui bersama para pengguna dari medsos sebagian besar adalah para kaum milenial”, pungkasnya.
Perempuan Jatim Jatuhkan Pilihan ke Ganjar Jelang perhelatan Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 2024 mendatang, bagi masyarakat Jatim, khususnya perempuan memilih Ganjar Pranowo sebagai Capres. Hasil riset yang dilakukan Surabaya Survey Center (SSC), menunjukkan sebanyak 41.3% Ganjar Pranowo dipilih perempuan Jawa Timur.
Sebagai informasi, SSC adalah salah satu lembaga survei yang bernaung dibawah Asosiasi Survei Opini Publik Indonesia (ASOPI) dan aktif dalam berbagai kegiatan riset opini publik sejak 16 tahun lalu, tepatnya sejak 7 Juli 2007. Hasil penelitian yang dilakukan oleh SSC ini dilaksanakan dari tanggal 25 Juli – 03 Agustus 2023 di 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Sebanyak 1.200 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Penentuan responden dalam setiap Kartu Keluarga (KK) dilakukan dengan bantuan kish grid.
Direktur SSC, Mochtar W. Oetomo mengungkapkan, dari kelpompok pemilih ini, bila disimulasikan menjadi 3 Capres yakni Ganjar, Prabowo, dan Anies, sosok Ganjar Pranowo memuncaki pilihan dengan meraih 40.8%. “Baru kemudian diikuti oleh Prabowo Subianto dengan 28.3%, serta Anies Baswedan memeroleh dukungan dari warga Muhammadiyah Jatim sebanyak 22%%”, katanya.
Lebih lanjut, Mochtar mengatakan masih ada sisa potensi suara yang bisa diperebutkan sebanyak 6.9% dari responden yang menjawab tidak tahu atau tidak menjawab. “Peluang ini bisa diperebutkan para Bacalon untuk membuat perbedaan di menit-menit akhir menjelang Pemilu 2024 nanti”, pungkasnya.(red)