Surabaya |Nusantara Jaya News – Aksi tawuran yang direncanakan oleh sekelompok remaja dan pria dewasa berhasil digagalkan oleh Tim Samapta Polres Pelabuhan Tanjung Perak pada Sabtu (12/4/2025) malam. Sebanyak 11 orang, terdiri dari sembilan remaja dan dua pria dewasa, diamankan saat hendak melakukan aksi brutal di kawasan Tambak Wedi, Kecamatan Kenjeran, Surabaya.
Kasat Samapta Polres Pelabuhan Tanjung Perak, AKP Roni Faslah, mengungkapkan bahwa penggagalan aksi tersebut merupakan hasil dari patroli rutin malam akhir pekan yang intensif dilakukan oleh pihaknya.
“Kalau Jumat itu balapan, kalau malam Minggu itu gangster (tawuran). Polanya sudah kami baca. Malam itu mereka mau berkelahi dengan kelompok lain dan berhasil kami amankan, sehingga tidak terjadi pertikaian antar kelompok,” ujar AKP Roni, Minggu (13/4/2025) pagi.
Diketahui, kelompok tersebut sebelumnya telah berkumpul di sebuah tempat dan mempersiapkan berbagai jenis senjata tajam untuk bentrok, termasuk ketapel, busur panah, dan parang.
“Sudah berkumpul, ada yang bawa ketapel, panah, ada yang membawa parang, jadi bermacam-macam,” ungkapnya.
Mirisnya, sebagian besar dari remaja yang diamankan masih duduk di bangku SMP dan SMA. Roni menyebutkan bahwa para remaja ini diduga terpengaruh oleh konten yang mereka akses melalui media sosial.
“Rata-rata mereka terpapar medsos, lalu tertarik bergabung dalam grup-grup di dunia maya yang berisi ajakan kekerasan,” tambah Roni.
Dari hasil pengamanan, satu remaja yang membawa busur panah sempat melarikan diri. Namun, identitas dan alamatnya telah diketahui pihak kepolisian.
“Satu yang kabur itu yang bawa busur panah. Tapi nggak apa-apa, kita sudah ketahui alamatnya. Orang tuanya juga akan kita datangkan untuk pembinaan lebih lanjut,” jelasnya.
Dua pria dewasa yang ikut diamankan disebut bekerja sebagai nelayan dan membantu orang tua mereka. Hal ini menurut Roni menjadi alasan penting untuk melakukan pendekatan yang lebih manusiawi dan tidak hanya menekankan aspek hukum.
Terkait asal-usul senjata tajam, Roni menjelaskan bahwa sebagian besar dibeli secara daring dan disimpan di tempat tertentu yang menjadi titik kumpul kelompok tersebut. “Itu punya mereka sendiri. Ada tempat dia minum-minum dan tempat senjatanya disimpan di situ,” katanya.
Saat ini, seluruh anggota kelompok yang diamankan masih berada di Mapolres Pelabuhan Tanjung Perak untuk menjalani proses pembinaan. Tidak seperti biasanya yang langsung diserahkan ke Satpol PP, pendekatan hukum dan sosial akan dilakukan secara khusus oleh jajaran kepolisian.
Roni juga menyampaikan bahwa pembinaan akan disesuaikan dengan minat dan bakat dari masing-masing remaja agar dapat diarahkan ke kegiatan yang positif.
“Waktu saya tanya, hobimu apa? Ada yang jawab futsal, main musik, dan lain-lain. Itu akan kami kelola. Insyaallah bisa kami arahkan dengan baik, agar mereka bisa berkembang sesuai keinginan orang tua dan harapan mereka sendiri,” pungkasnya. (Red)