Gresik |Nusantara Jaya News – Kematian tragis Nur Ainia (24), warga Desa Ganggang, Kecamatan Balongpanggang, Gresik, yang semula diduga sebagai aksi bunuh diri, kini memunculkan banyak tanda tanya. Keluarga korban mencium sejumlah kejanggalan dari luka-luka yang ditemukan di tubuh ibu muda dua anak tersebut, yang akhirnya meninggal dunia pada Sabtu (12/4/2025) dini hari.
Menurut informasi awal, Nur Ainia dikabarkan mencoba bunuh diri namun sempat diselamatkan oleh suaminya, M. Irvan (26), sebelum akhirnya meninggal dunia di rumah sakit. Namun, fakta-fakta baru yang diungkap keluarga korban menunjukkan adanya kemungkinan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialami korban sebelum kematiannya.
Nikmatus Saadah, salah satu perwakilan keluarga, mengatakan bahwa selama ini korban kerap bertengkar dengan suaminya. Bahkan, Nur Ainia diketahui pernah berjalan kaki dari rumahnya di Desa Ganggang menuju ke Jogodalu akibat dipukul. “Tapi sampai Banter dia balik lagi karena ingat anaknya yang masih kecil. Makanya saya bilang korban perempuan kuat,” ungkap Nikmatus.
Kecurigaan pihak keluarga semakin menguat ketika melihat kondisi jasad korban. “Pertama kali saya datang ke rumah sakit, saya melihat ada luka memar (nyonyor) di kepala korban,” ujarnya saat ditemui di sela-sela proses ekshumasi makam Nur Ainia di TPU Desa Jogodalu, Kecamatan Benjeng, Gresik, Senin (14/4).
Ketika ditanya mengenai luka di kepala itu, M. Irvan sempat beralasan bahwa luka tersebut disebabkan oleh anaknya yang masih kecil. Namun jawaban berbeda didapat dari perawat RS Wates Husada yang menangani korban. “Saya tanya ke suster, dan dijawab, kemungkinan akibat benturan benda tumpul yang mengakibatkan penggumpalan darah di kepala,” jelasnya.
Keluarga sempat meminta agar korban dirujuk ke rumah sakit lain untuk pemeriksaan lebih lanjut. Namun, belum sempat dirujuk, nyawa Nur Ainia sudah tidak tertolong. Ia dinyatakan meninggal dunia pada pukul 05.00 WIB, Sabtu (12/4).
Sejumlah luka lain juga ditemukan di bagian leher, wajah, hingga kaki korban. Temuan tersebut semakin menguatkan dugaan bahwa kematian Nur Ainia bukan murni karena bunuh diri. Pihak keluarga pun memutuskan untuk melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian demi mencari keadilan.
Kini, kasus kematian Nur Ainia memasuki babak baru setelah dilakukan pembongkaran makam untuk keperluan autopsi. Warga dan pegiat perlindungan perempuan di Gresik pun menaruh perhatian serius terhadap kasus ini, sembari menunggu hasil penyelidikan resmi dari pihak kepolisian. (Red)