Aksara Daerah – Manuskrip – Pengetahuan Tradisional adalah Tritunggal dalam Pemajuan Kebudayaan

Jumlah orang orang, yang bisa membaca naskah naskah kuno, sangatlah terbatas. Sementara orang orang, yang tidak bisa membaca, terlalu banyak. Perbandingannya bagai bumi dan langit. Ini yang membuat manuskrip menjadi jauh dari masyarakat. Manuskrip terlalu asing.

Pentingnya Manuskrip

Namun bagaimanapun, manuskrip harus tetap dijaga, dilindungi dan dipreservasi. Karena di dalam manuskrip tersimpan banyak nilai historis, budaya, dan informasi yang berharga bagi masyarakat.

Manuskrip merupakan sumber informasi tentang kehidupan manusia di masa lalu dan dapat membantu kita belajar dari masa lalu dan berkembang di masa yang akan datang. Selain itu, manuskrip juga merupakan bagian dari warisan budaya bangsa yang perlu dilestarikan.

Manuskrip sebagai salah satu Obyek Pemajuan Kebudayaan (OPK), sebagaimana tercantum dalam Pasal 5 UU no 5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, sesungguhnya juga terkait dengan obyek obyek lainnya. Yaitu Pengetahuan Tradisional, yang juga merupakan OPK. Di dalam Manuskrip menyimpan sumber pengetahuan tradisional dan juga Teknologi Tradisional.

Perlunya Mengerti Aksara Daerah

Untuk mengetahui isi dari Manuskrip, maka seseorang harus bisa membacanya. Selama ini, yang memiliki kemampuan membaca manuskrip adalah filolog atau ahli bahasa kemudian menterjemahkan dan menginterpretasikan.

Sementara yang tidak punya kemampuan membaca jumlahnya sangat banyak. Ini menjadikan manuscript berjarak jauh dari masyarakat. Untuk mendekatkan masyarakat dengan manuskrip, mereka perlu mengenal manuskrip baik secara fisik (tangible) maupun non fisik (intangible) yaitu bahasa dan aksara yang digunakan.

Sebagai penjembatan untuk mengenal manuskrip adalah mengenal aksara daerah, yang ternyata masih banyak orang tidak mengenal aksara yang digunakan dalam penulisan pada manuskrip. Aksaranya bermacam macam. Ada aksara Jawa, Pegon dan lainnya.

Adalah kendala tersendiri untuk mengenal manuskrip bila seseorang tidak mengerti aksara dan bahasanya. Sehingga pemahaman aksara berpengaruh pada upaya pelestarian manuskrip. Pelestarian tidak hanya bersifat fisik (seperti menjaga, melindungi dan mempreservasi) tetapi juga non fisik (mengerti dan memahami isi).

Sementara di dalam manuskrip tersimpan nilai nilai Pengetahuan Tradisional yang juga merupakan Obyek tersendiri dalam 10 OPK. Karenanya Pemahaman Aksara Daerah sangat berpengaruh pada pelestarian manuskrip secara fisik dan isi manuskrip secara non fisik.

Tritunggal

Aksara Daerah – Manuskrip – Pengetahuan Tradisional adalah Tritunggal dalam Pemajuan Kebudayaan.

Aksara dan manuskrip adalah dua hal yang saling terkait dalam dunia naskah kuno. Aksara adalah sistem tulisan atau huruf yang digunakan untuk menulis, sementara manuskrip adalah dokumen tertulis yang ditulis tangan, bukan cetakan.

Dapat diakui bahwa manuskrip sendiri dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran untuk mengedukasi masyarakat tentang sejarah, budaya, dan nilai-nilai luhur bangsa. (nng)