Surabaya |Nusantara Jaya News – Sebanyak 15 mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang tergabung dalam kelompok Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan dengan membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Kelurahan Banjar Sugihan, Surabaya. Pembangunan IPAL ini menjadi solusi bagi warga dalam mengelola limbah rumah tangga sekaligus menyediakan sumber air bersih alternatif.
Hafiz Iqbal Maulana, salah satu perwakilan KKN-T Unesa, menyebutkan bahwa IPAL tersebut bertujuan menghasilkan air bersih yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, terutama penyiraman tanaman. “IPAL ini untuk menghasilkan air bersih yang dapat digunakan dalam berbagai keperluan, terutama penyiraman tanaman di lingkungan warga,” ujarnya, Sabtu (10/5/2025).
IPAL ini dirancang untuk mengolah air limbah dari selokan, termasuk air bekas dari dapur dan cucian. Limbah tersebut kemudian disaring dan dijernihkan hingga menjadi air yang lebih layak digunakan. Dalam tahap awal pemasangan, IPAL membutuhkan waktu sekitar 6 jam untuk menghasilkan air bersih. Setelah berfungsi optimal, prosesnya hanya memerlukan waktu sekitar 2 jam.
Tak hanya untuk tanaman, air hasil olahan IPAL juga dapat digunakan untuk kebutuhan lain, seperti pengelolaan kolam lele milik warga. “Ini juga bisa untuk pengelolaan air kolam lele warga,” jelas Iqbal.
Proyek pembangunan IPAL ini didanai melalui dua sumber, yakni bantuan dari pihak kelurahan dan dana pribadi dari para mahasiswa KKN-T. Selama proses pengerjaan, para mahasiswa menghadapi beberapa kendala teknis seperti kebocoran pada kran timba serta gangguan listrik. Namun, berkat semangat dan gotong royong, kendala tersebut dapat diatasi.
“Menjadi pengalaman baru bagi kami. Antusiasme kami sangat tinggi karena juga mendapat dukungan penuh dari warga, mulai dari penyediaan tempat, perlengkapan, hingga konsumsi,” tambahnya.
Iqbal berharap IPAL tersebut dapat menjadi solusi jangka panjang bagi warga dalam memanfaatkan limbah rumah tangga serta menunjang kesuburan tanaman di lingkungan mereka. “Harapan saya dengan adanya IPAL tersebut bisa menjadi manfaat bagi warga setempat, khususnya untuk kesuburan tanaman di desa ini,” ujarnya.
Dukungan positif juga datang dari warga setempat. Sandi Priatama, salah satu warga Banjar Sugihan, mengungkapkan rasa syukurnya atas keberadaan IPAL. Menurutnya, IPAL sangat membantu dalam mengurangi volume limbah rumah tangga dan memberikan akses air bersih yang lebih mudah.
“IPAL ini membantu mengurangi limbah rumah tangga menjadi air yang lebih bersih dan aman. Selain itu, kami jadi bisa menghemat penggunaan air PDAM karena air hasil IPAL dapat dimanfaatkan untuk menyiram tanaman dan membersihkan lingkungan,” katanya.
Sandi menambahkan bahwa kehadiran IPAL juga membawa perubahan positif dalam kesadaran warga terhadap pentingnya menjaga lingkungan. “Dampak positif dari keberadaan IPAL sudah mulai dirasakan. Warga kini lebih gemar menyiram tanaman dan membersihkan lingkungan sekitar karena kemudahan dalam mengakses air bersih,” jelasnya.
Proyek ini menjadi contoh nyata kontribusi mahasiswa dalam pemberdayaan masyarakat serta menjaga kelestarian lingkungan melalui teknologi sederhana namun berdampak besar. (Red)