Surabaya |Nusantara Jaya News – Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya akan menggelar uji coba Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) mulai 26 Mei 2025. Kegiatan ini menjadi bagian penting dari persiapan menjelang pendaftaran resmi yang dijadwalkan berlangsung mulai 23 Juni 2025.
Kepala Dispendik Surabaya, Yusuf Masruh, mengimbau seluruh orang tua siswa kelas VI SD untuk aktif mengikuti uji coba tersebut guna menghindari kendala teknis saat masa pendaftaran sebenarnya tiba. “Kami harap semua orang tua bisa memanfaatkan uji coba ini. Supaya nanti saat pelaksanaan tidak ada lagi yang kebingungan,” ujarnya dalam konferensi pers pada Kamis, 15 Mei 2025.
Yusuf menjelaskan bahwa proses validasi data peserta telah dibuka sejak Rabu, 14 Mei 2025, dan akan menjadi syarat penting untuk mendapatkan PIN pendaftaran. “Kalau sudah validasi langsung dapat privasi tambahan khusus. Namanya PIN. Jadi nanti kalau sudah validasi, datanya cocok, langsung dapat PIN,” jelasnya.
Menurut informasi resmi di laman spmb.surabaya.go.id, jadwal uji coba akan berlangsung hingga 21 Juni 2025, dan dibagi dalam dua tahap. Namun, siswa diberikan keleluasaan untuk mencoba sistem berkali-kali dalam rentang waktu tersebut.
“Itu trial memang saya buat dua gelombang, tapi tiap 24 jam anak bisa-bisa nyoba lagi,” tambah Yusuf. Ia berharap uji coba ini menjadi sarana pembelajaran bagi siswa dan orang tua agar benar-benar memahami proses dan alur pendaftaran SPMB yang kini sepenuhnya berbasis digital.
Untuk mengantisipasi kebingungan, Dispendik Surabaya juga telah bekerja sama dengan seluruh sekolah dan kelurahan di kota tersebut untuk menyediakan posko konsultasi. “Mulai kemarin itu sekolah juga sudah bikin posko. Jadi kalau ada yang bingung bisa datang ke sekolah atau kelurahan terdekat,” pungkas Yusuf.
Langkah uji coba ini menjadi bagian dari komitmen Pemerintah Kota Surabaya dalam memastikan sistem penerimaan murid baru berjalan lancar, transparan, dan inklusif, tanpa menyisakan kendala teknis yang bisa menghambat akses pendidikan anak-anak Surabaya. (Red)