Bondowoso |Nusantara Jaya News — Dalam semangat peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-117 yang mengusung tema “Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia Kuat”, Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bondowoso menunjukkan kepedulian sosialnya dengan menyalurkan bantuan sebesar Rp100 juta untuk rehabilitasi Masjid Baitul Mu’minin di Desa Kayuputih, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo.(20/5)
Penyerahan bantuan dilangsungkan pada Selasa (20/05/25) usai pelaksanaan upacara bendera Harkitnas di ruang kerja Administratur Perhutani KPH Bondowoso, Misbakhul Munir. Ia didampingi oleh Wakil ADM KSKPH Bondowoso Selatan Anton Sujarwo serta Kasi Madya Keuangan, SDM Umum dan ITI Agus Sutrisno.
Dana bantuan tersebut disalurkan melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Perum Perhutani, dan secara langsung diterima oleh Hasan Basri selaku Ketua Panitia Rehabilitasi Masjid serta Moh Yasin sebagai sekretaris panitia.
“Atas nama panitia dan seluruh masyarakat Desa Kayuputih, kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan yang diberikan oleh Perum Perhutani. Semoga ini menjadi amal ibadah bagi seluruh karyawan dan karyawati Perhutani, serta mendapatkan balasan terbaik dari Allah SWT,” ujar Hasan Basri dengan penuh rasa syukur.
Hasan menambahkan bahwa pihaknya akan memaksimalkan penggunaan dana ini demi mendukung proses rehabilitasi serta kesejahteraan masjid. Ia juga mendoakan agar Perhutani terus maju dan sukses dalam segala programnya.
Sementara itu, dalam sesi ramah tamah, Misbakhul Munir menyampaikan bahwa program TJSL merupakan bentuk nyata dari komitmen Perhutani dalam memperhatikan kondisi sosial dan lingkungan sekitar wilayah kerjanya.
“Momentum Harkitnas ke-117 ini kami jadikan pengingat bahwa kebangkitan bangsa juga harus mencakup aspek spiritual dan sosial masyarakat. Kami berharap bantuan ini bisa menjadi titik kebangkitan bagi kemakmuran masjid dan masyarakat Desa Kayuputih. Kami dari jajaran Perhutani KPH Bondowoso dan Divisi Regional Jawa Timur akan terus berkomitmen untuk berkontribusi dalam pembangunan masyarakat,” tutup Gus Munir.
Langkah ini menjadi bukti bahwa peringatan Hari Kebangkitan Nasional tak hanya bersifat seremonial, tetapi juga diimplementasikan dalam aksi nyata yang menyentuh kebutuhan masyarakat secara langsung. (Red)