Singaraja |Nusantara Jaya News — Dalam semangat peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Bali bersama Komunitas Mahima menggelorakan kemerdekaan dengan cara berbeda, membebaskan generasi muda dari keterbatasan akses dan keterampilan digital. Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) “PLN Peduli”, PLN menyerahkan sarana prasarana dan pelatihan literasi digital untuk memperkuat ekosistem kreatif berbasis teknologi di Bali Utara.
Program ini mencakup pelatihan literasi digital, pembuatan konten kreatif, hingga produksi film pendek, didukung perangkat digital modern seperti kamera, laptop, telepon pintar, dan perlengkapan pencahayaan. Tujuannya, mendorong kreator lokal menghasilkan karya yang membawa pesan budaya, kemanusiaan, dan kearifan lokal hingga ke panggung nasional dan internasional.
General Manager PLN UID Bali, Eric Rossi Priyo Nugroho, menyatakan bahwa semangat kemerdekaan harus diaktualisasikan dengan membuka peluang yang lebih luas bagi generasi muda.
“Kemerdekaan sejati adalah kebebasan untuk berkembang dan berdaya. Melalui dukungan literasi digital ini, PLN ingin memastikan generasi muda Buleleng punya akses, keterampilan, dan semangat untuk berkarya tanpa batas, serta mampu bersaing di era global,” ujarnya.
Perwakilan Bupati Buleleng, Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Buleleng, Ida Bagus Gde Surya Bharata, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap program ini.
“Program Literasi Digital Komunitas Mahima adalah kerja sama yang baik untuk mendukung literasi digital. Mahima menunjukkan komitmennya dari tingkat nasional hingga internasional. Sejak pandemi Covid-19 hingga sekarang, Mahima menjadi contoh nyata dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kesadaran budaya. Dukungan PLN sangat membantu, dan kami berharap ini menjadi momentum peningkatan kualitas pendidikan dan budaya, serta Mahima dapat menjadi teladan bagi komunitas lain,” ungkapnya.
Manager Komunikasi dan TJSL PLN UID Bali, I Wayan Eka Susana, menambahkan harapannya agar gerakan ini berkembang lebih luas.
“Kami berharap kelak ada Bali Literasi Festival yang berbicara tentang Bali lewat sastra. PLN tidak hanya bicara tentang listrik, tetapi juga mendukung komunitas. Manfaatkan fasilitas yang diberikan, belajar, dan terus berkembang agar menjadi kreator konten yang berdaya saing,” ujarnya.
Ketua Komunitas Mahima, Kadek Sonia Piscayanti, menegaskan bahwa gerak Mahima kini melampaui batas daerah.
“Saat ini pergerakan kami tidak hanya di Bali, tetapi juga di level internasional. Kami ingin mengajukan Singaraja sebagai kota kreatif sastra. Singaraja Literary Festival, yang sudah tiga tahun kami selenggarakan, adalah kebanggaan masyarakat Buleleng dan bukti bahwa Mahima terus berproses dan berprogres,” jelasnya.
Acara penyerahan bantuan berlangsung di Sekretariat Komunitas Mahima, dihadiri pula Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Buleleng yang diwakili Ketut Widiyasa, dan Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Buleleng yang diwakili Kadek Duwika.
Melalui kolaborasi ini, Buleleng diharapkan tak hanya memperkuat citra sebagai kota literasi, tetapi juga melahirkan generasi muda yang merdeka secara digital—bebas berkarya, berinovasi, dan bersaing di tingkat global.
Sebagai bagian dari rangkaian HUT ke-80 Kemerdekaan RI, PLN juga mengajak masyarakat memanfaatkan promo Diskon Tambah Daya 50% “Energi Kemerdekaan” yang berlaku hingga 23 Agustus 2025 melalui aplikasi PLN Mobile, sebagai wujud semangat kemerdekaan untuk memperluas akses dan kemudahan layanan listrik bagi seluruh pelanggan. (Tik/rls)