Medan | Nusantara Jaya News – Tokoh Pemuda Sumatera Utara, Muhammad Amin Siregar, angkat bicara menanggapi komentar Wakil Ketua DPRD Deli Serdang dari Fraksi Partai Golkar, Hamdani Syahputra Adjam, yang menjadi sorotan publik. Melalui keterangan tertulisnya, pada Rabu (13/8/2025) Amin menyayangkan sikap Hamdani yang dinilai tidak mencerminkan etika seorang pejabat publik.
Komentar Hamdani yang ditulis melalui akun Instagram pribadinya @hamdanisyahputra131313, menyikapi unggahan akun @hastaranesia.id, dianggap Amin sebagai bentuk candaan yang tidak pantas dan berpotensi mencoreng citra lembaga legislatif.
“Seorang pimpinan DPRD semestinya menjaga lisan dan tulisan, apalagi di ruang publik digital seperti media sosial. Komentar-komentar seperti ‘soulmate’, ‘tinggal nunggu undangan’, hingga sindiran yang menyebut istilah ‘binor’ dan ‘lakor’ sangat tidak elok dan tidak pantas disampaikan oleh pejabat negara,” tegas Amin.
Ia menambahkan bahwa komentar semacam itu bisa memperkeruh suasana politik daerah dan menimbulkan persepsi negatif di tengah masyarakat.
“Apalagi yang disorot adalah hubungan antara Ketua DPRD Sumut dan Gubernur Sumut, dua tokoh yang sedang menjalankan fungsi penting dalam pembangunan daerah. Ini bukan wilayah guyonan apalagi sindiran bernuansa pribadi,” lanjut Amin.
Menurut Amin, Hamdani seharusnya menunjukkan sikap kenegarawanan dan fokus menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat, bukan justru menjadi bagian dari komentar-komentar spekulatif yang tidak mendidik.
*Desak Etika dan Klarifikasi*
Amin juga meminta agar Partai Golkar segera memberikan klarifikasi dan mengambil langkah etik terhadap kadernya tersebut.
“Partai politik juga harus bertanggung jawab terhadap perilaku kadernya di ruang publik. Jangan sampai hal ini menimbulkan preseden buruk, seolah anggota dewan bebas melontarkan komentar seenaknya tanpa batasan moral dan etika,” ujarnya.
Menutup pernyataannya, Amin mengajak seluruh pejabat publik, khususnya di Sumatera Utara, untuk lebih berhati-hati dalam berkomunikasi, baik secara langsung maupun melalui media sosial.
“Rakyat menaruh harapan besar pada para pemimpin dan wakilnya. Jangan lukai kepercayaan itu hanya karena ingin bercanda di ruang publik yang tidak pada tempatnya,” pungkasnya.(Rozi)