Bali |Nusantara Jaya News – Perkembangan sektor properti komersial di Provinsi Bali terus menunjukkan tren positif pada triwulan II 2025. Berdasarkan data Hasil Perkembangan Properti Komersial (PPKom), Indeks Harga Properti Komersial Bali tercatat sebesar 124,26 atau tumbuh 7,79% (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 115,28. Kenaikan ini didorong terutama oleh lonjakan harga sewa pada segmen hotel, perkantoran, dan ritel.(15/8)
Secara rinci, harga sewa hotel meningkat 8,65% (yoy), disusul perkantoran 7,97% (yoy), dan ritel yang naik tipis 0,03% (yoy). Namun, tren berbeda terjadi pada harga sewa apartemen yang justru turun signifikan sebesar 16,37% (yoy). Penurunan ini dipengaruhi oleh masuknya pemain baru di pasar apartemen dengan harga sewa lebih kompetitif, sehingga memperkaya pilihan hunian vertikal di Bali dan memberi dampak pada penyesuaian harga sewa.
Kenaikan harga properti komersial ini tak lepas dari meningkatnya permintaan untuk kegiatan bisnis di Bali. Indeks Permintaan Properti tercatat tumbuh 3,72% (yoy), dengan kontribusi terbesar berasal dari sewa apartemen yang melonjak 40,43% (yoy), sewa ritel naik 24,44% (yoy), perkantoran 13,03% (yoy), dan hotel 0,19% (yoy). Peningkatan permintaan tersebut sejalan dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat pertumbuhan lapangan usaha Real Estate pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Bali sebesar 4,28% (yoy) pada periode yang sama.
Di sisi pasokan, Indeks Pasokan Properti Komersial tumbuh 0,07% (yoy) pada triwulan II 2025, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 2,32% (yoy). Pertumbuhan pasokan didominasi oleh apartemen sewa yang naik 13,07% (yoy) dan hotel sebesar 0,34% (yoy).
Bank Indonesia menegaskan komitmennya untuk menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan properti melalui kebijakan pembiayaan yang tepat sasaran. Melalui Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM), BI mendorong perbankan untuk menyalurkan pembiayaan yang dapat mendukung pertumbuhan sektor properti yang sehat dan berkelanjutan.
Dengan tren ini, sektor properti komersial di Bali diharapkan tetap menjadi pendorong penting bagi pertumbuhan ekonomi daerah, sekaligus memberikan peluang investasi yang menarik bagi pelaku usaha dan investor di masa mendatang. (Red)