Sidoarjo |Nusantara Jaya News – Sebuah diskusi publik bertajuk “Jawa Timur Sedang Baik-Baik Saja, Penegasan Zero Pungli Dinas Pendidikan Jawa Timur” digelar di Asmaya Ballroom Lt.5 Premiere Place, Jalan Raya Juanda, Sidoarjo, pada Kamis (28/8/2025). Acara ini terbuka untuk umum dan dihadiri oleh berbagai tokoh lintas sektor, di antaranya Heru Satriyo dari MAKI Jatim, Dr. Basa Alim Tualeka, Muhammad Mochtar, serta Kunjung Wahyudi selaku Ketua FKKS Jawa Timur.
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Basa Alim Tualeka menekankan pentingnya komunikasi yang sehat di era digital. Menurutnya, media memiliki peran besar dalam menyebarkan informasi sekaligus memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak mudah terjebak dalam konflik yang tidak perlu. Ia juga mengingatkan bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara harus dijalankan dengan semangat menyelesaikan masalah, bukan menambah masalah.
“Demokrasi kita harus bertuhan, dengan tetap mengedepankan nilai Pancasila. Jangan membuat masalah baru, tetapi mari kita gunakan komunikasi untuk memperkuat kehidupan berbangsa. Jawa Timur harus dijaga agar tetap kondusif,” ujarnya.
Ketua Umum KADIN Jawa Timur, H. Adik Dwi Putranto, S.H., M.HP., dalam paparannya menyoroti perkembangan investasi dan UMKM di Jawa Timur. Ia menjelaskan bahwa Pemprov Jawa Timur terus berkolaborasi dengan dunia usaha untuk meningkatkan investasi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini menurutnya penting karena investasi yang meningkat akan membuka lapangan kerja baru, sehingga bisa mengurangi angka pengangguran.
“Jawa Timur menjadi hub penting bagi 19 provinsi lain. Melalui misi dagang antarprovinsi yang rutin dilakukan, kita memastikan produk lokal Jawa Timur mampu menguasai pasar dalam negeri sekaligus mendorong peningkatan ekspor,” kata Adik Dwi Putranto.
Sementara itu, BF Sutadi menyoroti kesenjangan antara dunia pendidikan dan kebutuhan industri. Menurutnya, banyak lulusan SMK yang belum sesuai dengan standar kebutuhan industri. Ia mendorong agar ada kolaborasi lebih erat antara dunia usaha dengan Dinas Pendidikan agar lulusan bisa lebih siap kerja.
“Produktivitas Indonesia akan meningkat jika lulusan SMK sesuai dengan kebutuhan industri. Kalau tidak, daya saing kita akan tertinggal. Karena itu, sinergi pendidikan dan industri harus terus diperkuat,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, para narasumber juga sepakat bahwa Jawa Timur harus dijaga agar tetap kondusif, terutama menjelang momentum politik penting di tahun 2025. Kehadiran media disebut menjadi pilar penting dalam mengawal transparansi, membangun narasi positif, serta menepis provokasi yang dapat memecah belah masyarakat.
Diskusi publik ini berjalan dinamis dengan berbagai pandangan kritis namun tetap konstruktif. Semua pihak yang hadir sepakat untuk terus mendorong Jawa Timur agar tetap menjadi provinsi yang aman, kondusif, serta berkembang di bidang pendidikan, ekonomi, dan investasi. (Red)