Badung |Nusantara Jaya News – Terkait dinamika permasalahan pagar pembatas perimeter yang didirikan di atas tanah dan jalan milik GWK yang menjadi masalah saat ini, maka manajemen GWK yang dipimpin oleh Komisaris Utama PT. Garuda Adhimatra Indonesia (PT. GAIN), Sang Nyoman Suwisma telah melakukan pertemuan dengan
Gubernur Provinsi Bali I Wayan Koster dan Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa, beserta Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Senin malam (30/9/2025).
Dari pertemuan tersebut, PT GAIN selaku pengelola Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), memutuskan untuk membongkar pembatas tersebut untuk memberi akses jalan bagi masyarakat serta untuk menghormati nilai-nilai kearifan lokal.
“Tanah yang berada dalam kawasan GWK secara sah adalah milik perusahaan. Namun demikian, GWK memahami adanya kebutuhan masyarakat terhadap akses jalan tersebut. Untuk itu, atas kebijaksanaan dari perusahaan, kami membuka kembali pembatas perimeter tersebut. GWK berkomitmen menjaga
keberlangsungan kawasan, namun harus selaras dan harmonis dengan masyarakat setempat” ujar Suwisma melalui siaran pers nya.
Sebagai destinasi budaya dan pariwisata berskala internasional, GWK menegaskan bahwa keberadaannya tidak hanya untuk mendukung pariwisata dan ekonomi, tetapi juga untuk membangun kebersamaan dengan
masyarakat lokal, menjaga harmoni, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal Bali.
Sementara salah satu warga yang terdampak langsung dari penembokan pembatas, I Nyoman Tirtayasa mengaku senang dengan dibukanya kembali akses jalan di GWK.
“Ini memang wajib harus dilakukan oleh pihak GWK karena dari pihak GWK yang menutup akses kita selaku warga lokal warga setempat khususnya di wilayah Banjar adat Giri Dharma dan umumnya di desa adat Ungasan. Jadi saya selaku warga yang terdampak secara langsung dengan adanya penutupan akses keluar masuk rumah, saya sangat merasa terpukul. Dengan sudah dibuka pintu keluar masuknya kita mengucapkan terima kasih,” ucapnya.
Meski demikian, Ia mengaku sedikit khawatir Pembongkaran ini hanya sebatas membongkar akses pintu keluar masuk rumah warga saja. Untuk itu Ia berharap kepada pihak GWK untuk membongkar seluruh tembok pembatas yang telah di tutup GWK.
“Saya masih memohon untuk semua tembok pagar Ini harus dibuka karena ini fasilitas umum yang menjadi milik pemerintah dan milik kita selaku masyarakat. Harapan saya parimeter tembok ini dipindahkan ke luar dari jalan milik masyarakat. Itu baru kita merasakan lebih aman,”imbuhnya.
“Saya takutnya ketika sebagian saja dibongkar hanya pintu keluar, kedepannya kita akan masih sulit sekali kerja mestinya ini bisa dibongkar semua sesuai dengan rekomendasi dari DPRD tingkat 1 provinsi Bali. Jadi harapan saya semua tembok ini dibuka dipindahkan oleh manajemen GWK,”imbuhnya lagi.
Dari pantauan media, pembongkaran masih di seputar pintu keluar masuk rumah warga bagian selatan GWK. Namun dari keterangan pihak GWK, pembongkaran akan terus dilakukan untuk seluruh tembok pembatas dan pembongkaran Parimeter dipastikan rampung kurang dari sebulan sejak di mulainya pembongkaran rabu pagi (1/10/2025).(tik)