Surabaya |Nusantara Jaya News – Suasana berbeda terlihat di Satpas Colombo, Jalan Kerapu 2, Krembangan, Surabaya, Kamis (2/10/2025). Sejumlah warga yang tengah mengurus administrasi kendaraan, khususnya pembuatan dan perpanjangan SIM, disambut hangat oleh petugas yang tampil tak seperti biasanya. Jika pada hari-hari normal para petugas identik dengan seragam dinas formal, kali ini mereka kompak mengenakan batik berbagai motif dari seluruh penjuru Nusantara.(2/10)
Meski sekilas menyerupai suasana ‘kondangan’ karena seluruh petugas mengenakan busana batik, Satpas Colombo tidak beralih fungsi menjadi gedung pernikahan. Tidak ada dekorasi bunga, iringan musik, ataupun pengantin. Semua itu dilakukan sebagai bentuk peringatan Hari Batik Nasional 2025.
Kanit Regident Satlantas Polrestabes Surabaya, AKP Tri Arda Meidiansyah, S.Tr.K., S.I.K., menjelaskan bahwa inisiatif ini bertujuan menumbuhkan kebanggaan terhadap identitas bangsa, khususnya bagi generasi muda. Menurutnya, pemohon SIM sebagian besar berasal dari kalangan anak muda atau generasi Z yang kerap terpapar budaya luar karena perkembangan teknologi digital.
“Pemohon SIM ini kan kebanyakan anak-anak muda yang sering dipanggil Gen Z. Mereka hidup di dunia tanpa batas berkat internet dan sering terpapar budaya luar. Karena itu, perlu kita ingatkan bahwa Indonesia punya identitas dan budaya fashion sendiri yang tidak kalah keren, yaitu batik,” ujar Tri Arda.
Ia menambahkan, momentum Hari Batik Nasional menjadi sarana tepat untuk memperkuat identitas kebangsaan, termasuk di lingkungan pelayanan publik seperti Satpas Colombo. Dengan mencintai budaya sendiri, para petugas diharapkan semakin termotivasi memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
“Ketika rasa cinta dan bangga terhadap bangsa besar, petugas pelayanan publik akan punya tanggung jawab lebih, motivasi untuk terus berinovasi, serta semangat meningkatkan efisiensi kerja demi pelayanan terbaik bagi masyarakat,” imbuhnya.
Tak hanya sebatas mengenakan batik, para petugas juga diajak memahami filosofi dari motif yang mereka kenakan. Tri Arda menekankan pentingnya edukasi budaya agar batik semakin dikenal luas, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional.
“Setiap anggota memakai motif batik yang berbeda. Saya minta mereka memahami nilai filosofis dari setiap corak. Jadi, kalau ada masyarakat bertanya, mereka bisa menjawab sekaligus ikut mengedukasi. Dengan begitu, batik semakin mendunia,” jelasnya.
Hari Batik Nasional diperingati setiap 2 Oktober sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009 yang ditetapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Peringatan ini juga menjadi pengingat atas pengakuan UNESCO terhadap batik sebagai warisan budaya tak benda dunia sejak 2009.
Dengan nuansa penuh warna batik di Satpas Colombo, masyarakat bukan hanya mendapatkan pelayanan administratif, tetapi juga sentuhan edukasi budaya yang meneguhkan identitas bangsa. (Red)