Jayapura |Nusantara Jaya News – Tidak banyak orang yang berani bermimpi besar di usia 37 tahun, apalagi dengan segala keterbatasan. Namun, itulah yang dibuktikan Septa Kulsumawulan, seorang perantau asal Surabaya yang hari ini resmi menyandang gelar Sarjana Hubungan Internasional dalam Wisuda XXXIV Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ) yang berlangsung di GOR Cenderawasih, Kota Jayapura.(2/10)
Terlahir di Surabaya, 25 September 1988, dari pasangan Sumali dan Mardiana Handayani, Septa datang ke Jayapura membawa mimpi dan keberanian. Di tengah keterbatasan, ia justru menunjukkan tekad luar biasa. Ia berhasil menamatkan studinya dengan IPK 3,97, sekaligus menjadi wisudawan tertua di antara ratusan mahasiswa lainnya.
“Bagi saya, belajar tidak pernah mengenal kata terlambat. Selama kita punya tekad, selalu ada jalan untuk menggapai mimpi,” ungkap Septa dengan mata berkaca-kaca selepas prosesi wisuda.
Bukan hanya lulus dengan prestasi akademik gemilang, Septa juga membuktikan dirinya mampu bersaing di tingkat nasional hingga internasional. Selama perjalanannya sebagai mahasiswa, ia telah:
Menulis buku berjudul “Penggalan Cerita dari Sentani”
Meraih Best Position Paper di International Model United Nation (IMUN) Chamber UNICEF tahun 2021
Menjadi Juara 3 Best Paper Presenter pada Pertemuan Sela Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional se-Indonesia (PSNMHII) ke-33 yang digelar Universitas Pelita Harapan Palembang secara daring, dinilai langsung oleh Prof. Aleksius Jemadu, Ph.D
Terpilih sebagai Best Delegates di Forum Ilmiah Mahasiswa Hubungan Internasional (FILS) Universitas Padjadjaran tahun 2022
Septa menyebut semua pencapaiannya bukan semata-mata untuk dirinya sendiri, melainkan untuk membuktikan bahwa setiap keterbatasan bisa dilampaui. Lebih dari itu, ia telah menyiapkan cita-cita besarnya: ingin menjadi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia.
“Sejak awal, saya ingin mengabdi pada negara lewat jalur diplomasi. Saya ingin membawa Indonesia lebih dihargai di dunia internasional,” katanya penuh semangat.
Kisah Septa adalah kisah tentang keberanian melawan rasa minder, tentang perjuangan menembus keterbatasan, dan tentang keyakinan bahwa mimpi tidak pernah lekang oleh waktu. Dari Surabaya hingga Jayapura, ia menuliskan sebuah cerita inspirasi: bahwa usia bukanlah penghalang, melainkan kekuatan untuk melangkah lebih jauh.(Ari)