SURABAYA |Nusantara Jaya News – Suasana penuh kehangatan dan persaudaraan terasa dalam perayaan Hari Nasional Republik Tiongkok (Taiwan) ke-114 yang digelar di Surabaya. Dalam kesempatan istimewa tersebut, Mr. Isaac Chiu, perwakilan Taipei Economic and Trade Office (TETO) Surabaya, menyampaikan pidato yang sarat makna, menegaskan semangat solidaritas kemanusiaan, kerja sama internasional, dan penguatan hubungan bilateral antara Taiwan dan Indonesia, khususnya dengan masyarakat Jawa Timur.
Mr. Chiu mengawali pidatonya dengan menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas tragedi runtuhnya musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.
“Pertama-tama, atas nama pemerintah dan rakyat Taiwan, kami menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas musibah yang menimpa Pesantren Al Khoziny di Jawa Timur. Kami berdoa semoga Allah SWT melindungi dan menghibur keluarga yang sedang berduka, serta semoga Provinsi Jawa Timur senantiasa diberkahi dengan kelancaran dan ketentraman,” ujarnya dengan nada penuh empati.
Di sisi lain, Mr. Chiu juga mengucapkan terima kasih atas simpati masyarakat Indonesia terhadap musibah meluapnya danau bendungan di Sungai Matai’an, Hualien, Taiwan. Menurutnya, kepedulian tersebut mencerminkan kuatnya hubungan persahabatan antara rakyat kedua negara.
Dalam momentum perayaan nasional ini, Mr. Chiu menegaskan bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Lai, Taiwan telah memasuki babak baru dalam mewujudkan kebebasan, demokrasi, perdamaian, kemakmuran, dan keberagaman yang inklusif. Ia menyampaikan rasa bangganya atas ketahanan dan inovasi rakyat Taiwan yang membuat negara itu kini dikenal sebagai “negara poros” yang berpengaruh dalam membentuk situasi global.
“Taiwan adalah Taiwan untuk dunia,” tegasnya. Ia menambahkan bahwa Resolusi Majelis Umum PBB Nomor 2758 tidak dapat digunakan untuk menolak posisi internasional Taiwan. Sebab, secara objektif, Taiwan dan Tiongkok tidak berada di bawah yurisdiksi satu sama lain. Sebagai negara berdaulat, ROC (Taiwan) memiliki hak untuk berpartisipasi aktif dalam sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi internasional lainnya. Melalui inisiatif global seperti “Team Taiwan” dan “Taiwan Can Help and Lead”, Taiwan berkomitmen memberikan kontribusi nyata bagi dunia.
Lebih jauh, Mr. Chiu menegaskan peran penting Taiwan dalam menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan Indo-Pasifik. Taiwan berada di jantung “rantai pulau pertama” yang berfungsi sebagai “perisai demokrasi” terhadap ancaman ekspansi otoriter. Ia menekankan bahwa Taiwan kini menjadi bagian vital dari “rantai nilai demokrasi global,” menggabungkan nilai-nilai demokrasi dengan ekonomi, inovasi, dan teknologi.
Dari sisi ekonomi, Taiwan terus menunjukkan kinerja luar biasa. Negara ini kini merupakan ekonomi terbesar ke-21 di dunia, dengan pendapatan nasional per kapita peringkat ke-14, daya saing peringkat ke-6, kebebasan ekonomi peringkat ke-4, indeks inovasi peringkat ke-2, dan sistem kesehatan peringkat pertama dunia. Taiwan juga memproduksi lebih dari 95% chip unggulan dunia dan lebih dari 90% server AI global.
“Dengan kekuatan industri semikonduktor dan teknologi tinggi, Taiwan sedang bergerak menuju tujuan menjadi ‘negara ekonomi yang mataharinya tidak pernah terbenam’, menciptakan nilai tambah bagi perkembangan dunia,” ujar Mr. Chiu.
Dalam konteks hubungan ekonomi bilateral, Indonesia merupakan mitra dagang ke-15 Taiwan, dengan nilai perdagangan mencapai USD 10,786 juta, sementara Taiwan menjadi investor asing ke-14 terbesar di Indonesia. Jawa Timur sendiri memainkan peran penting sebagai basis industri sepatu, furnitur, dan teknologi. Saat ini terdapat lebih dari 138 perusahaan Taiwan yang beroperasi di wilayah tersebut.
Selain itu, TETO Surabaya berhasil menjembatani kolaborasi antara industri, pemerintah, dan akademisi dari Taiwan, Amerika, dan Indonesia dengan menyelenggarakan Seminar Internasional Semikonduktor, yang bertujuan merancang blueprint pengembangan industri semikonduktor Indonesia.
Melalui “diplomasi komprehensif” yang mengedepankan inklusivitas dan kerja sama, Taiwan juga memperkuat hubungannya dengan Indonesia bagian timur. Saat ini terdapat lebih dari 350.000 warga Indonesia yang tinggal di Taiwan, termasuk 20.000 pelajar. Komunitas alumni Taiwan di Jawa Timur menjadi salah satu kekuatan penting dalam mempererat hubungan kedua negara.
Mr. Chiu menutup pidatonya dengan harapan agar hubungan bilateral ini terus berkembang. “Kami bersama mitra di Indonesia akan terus berupaya memulihkan penerbangan langsung antara Taiwan dan Surabaya agar mobilitas di bidang perdagangan, pariwisata, pendidikan, dan keluarga dapat semakin lancar,” ujarnya.
“Taiwan dengan hangat menyambut teman-teman Indonesia untuk datang, menjalin kerja sama, dan bergandengan tangan menuju kemajuan bersama,” tutupnya disambut tepuk tangan para tamu undangan dan insan media yang hadir dalam acara tersebut. (Red)