SURABAYA |Nusantara Jaya News – Memiliki gagasan saja adalah hidup. Ungkapan ini dapat dimaknai bahwa keberadaan sebuah ide atau gagasan merupakan inti dari kehidupan itu sendiri.
Apalagi gagasan itu dibarengi dengan tindakan untuk mewujudkannya. Artinya, sebuah ide atau konsep menjadi jauh lebih kuat, berharga, atau signifikan ketika tidak hanya diucapkan, tetapi juga didukung oleh upaya nyata untuk merealisasikannya.
Sebuah gagasan, betapapun cemerlangnya, akan tetap menjadi angan-angan jika tidak ada langkah konkret untuk menjadikannya kenyataan. Itulah yang menjadi arah kegiatan komunitas budaya, yang membidangi Aksara daerah di Surabaya, Puri Aksara Rajapatni.
Gagasan baru oleh Puri Aksara Rajapatni ini adalah membangun hubungan yang berbasis people to people di dua negara. Yaitu Indonesia dan Australia.
Berangkat dari modal budaya (culture) dan alam (nature), maka dibutuhkan orang (people) dalam pemanfaatannya. Indonesia sebagai negara yang kaya akan alam dan budaya, adalah modal bagi masyarakat nya. Pun demikian dengan Australia yang juga memiliki kelokalan budaya dan alam.

Melalui peran warga, baik warga asli maupun diasporanya (khususnya diaspora Indonesia), maka bukan tidak mungkin modal alam dan budaya itu akan bisa diolah menjadi karya bersama, yang pada gilirannya menjadi potret kerjasama antar negara, yang juga berbias pada lahirnya potensi kerjasama perdagangan yang baru.
Sebagai awalan, komunikasi antar ke dua insan di dua negeri ini terjalin melalui perangkat mobile phone, baik secara teks maupun pembicaraan audio. Namun dengan semakin intensifnya gagasan dan ide itu akan semakin nyata dalam bentuk tindakan.
Setidaknya di usia yang seumur jagung ini, sudah ditemukan orang orang potensial di kedua negeri ini sebagai mitra untuk membidani pecahnya gagasan menjadi produk kegiatan dan selanjutnya menjadi produk barang.
Harun Sobar warga Surabaya, yang bolak balik Surabaya Australia karena adanya hubungan keluarga. Harun telah berperan sebagai pondasi, yang selanjutnya diharapkan berkembang ke diaspora Indonesia lainnya di negeri kanguru itu. Belum lagi didukung oleh warga dan profesional Australia yang membidangi budaya dan sejarah.
Begitu pula sebaliknya, dari Surabaya juga sudah mulai dijalin dengan orang orang potensial di bidang budaya, yang bervisi menjadikan karya budaya sebagai modal pembangunan kolaborasi antar bangsa. Membangun jaringan secara mandiri yang berbasis koneksi people to people bukannya tidak memungkinkan.
Apalagi koneksi people to people ini menjadi harapan membangun hubungan baik antar negara. Tentu secara formal akan mendapat dukungan dari pemerintah masing masing negara.
Dalam komunikasi jarak jauh antara Surabaya dan Sydney pada Kamis petang (30/10/25) setidaknya telah dicapai kesepakatan antara Tim Puri Aksara Rajapatni dengan perwakilan diaspora Indonesia di Australia, Prof. Rudolf Wirawan yang sudah puluhan tahun menetap di Australia.
Pun demikian antara Tim Puri Aksara Rajapatni dengan pihak potensial di Surabaya. Diharapkan diantara kedua negeri ini akan ada jembatan yang menghubungkan.
“Dulu pernah ada hubungan antara warga Nusantara dengan Australia, ayo kita bangun lagi hubungan lama itu”, pungkas Prof. Rudolf Wirawan. (nng)


 ****************************************
****************************************
 
 
							 
 

 












