Medan |Nusantara Jaya News – Nusantara Jaya News — Forum Aktivis Mahasiswa Kota Medan yang terdiri dari Himpunan Mahasiswa Al-Washliyah (HIMMAH) Medan dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Medan menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Wilayah Bea dan Cukai Sumatera Utara, Jalan Diponegoro No. 30A Medan pada hari Senin (17/11). Aksi dimulai sekitar pukul 14.30 WIB dan berlangsung dengan tensi tinggi akibat tidak adanya respons dari pimpinan Bea Cukai Sumut.
Ketua Umum KAMMI Medan, M. Amin Siregar, dalam orasinya menyampaikan dugaan adanya penyalahgunaan kewenangan oleh Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Bea Cukai Sumut. Ia menilai peningkatan harta kekayaan Kakanwil dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) periode 2021–2024 tidak wajar karena meningkat signifikan setiap tahun:
* 2021: Rp3.553.387.810
* 2022: Rp3.881.183.687
* 2023: Rp4.218.297.143
* 2024: Rp4.648.512.809
“Peningkatan ini tidak masuk akal dan harus diklarifikasi. Kami mendesak Kakanwil Bea Cukai Sumut untuk mundur,” tegas Amin.
Senada dengan itu, Ketua Umum HIMMAH Medan, Imransyah Pasai, menyoroti lemahnya pengawasan Bea Cukai Sumut terhadap maraknya peredaran rokok ilegal di Kota Medan dan wilayah Sumatera Utara. Imransyah juga menyampaikan adanya dugaan keterlibatan oknum aparat yang membekingi peredaran produk ilegal tersebut.
“Ada persoalan serius dalam kinerja Bea Cukai Sumut. Rokok ilegal beredar bebas, tapi aparat justru terlihat pasif. Ini menunjukkan kegagalan struktural,” ujar Imransyah.
Setelah berorasi cukup lama tanpa ada pejabat yang menerima, massa aksi yang kesal kemudian memaksa masuk ke halaman dan ruang dalam Kantor Wilayah Bea Cukai Sumut hingga berhasil menduduki area kantor.
Tak lama kemudian, seorang pria bernama Sabaruddin, yang mengaku sebagai Kepala Seksi Humas Bea Cukai Sumut, akhirnya keluar menemui massa aksi. Ia juga menerima sampel rokok ilegal yang dibawa massa aksi sebagai bukti lemahnya penindakan aparat. Sabaruddin berjanji akan menyampaikan aspirasi tersebut kepada pimpinan.
Namun situasi kembali memanas ketika massa mengetahui bahwa sejak awal Sabaruddin ternyata sudah berada di lokasi, tetapi hanya melakukan dokumentasi tanpa menyapa dan menerima massa aksi. Ketika ditanya soal keberadaan Kakanwil, ia mengaku tidak mengetahui. Massa aksi pun mengecam ketidaksiapan humas dalam menjalankan tugasnya dan meminta Sabaruddin ikut mengundurkan diri.
Sabaruddin kemudian masuk ke dalam gedung dengan alasan hendak mengabari pimpinan. Namun setelah waktu berlalu lama, ia tidak kembali. Sebagai gantinya, dua orang pegawai lain— Fatimah, yang mengaku sebagai Pelaksana Humas, dan Chris, Staf Penindakan—datang menemui mahasiswa tanpa memberikan jawaban yang memuaskan.
Kekecewaan semakin memuncak. Massa aksi kemudian memaksa masuk menuju ruangan Kakanwil, namun upaya ini terhalang oleh aparat kepolisian sehingga terjadi bentrokan. Ketegangan sempat meningkat sebelum akhirnya dapat diredakan.
Di akhir aksi, Forum Aktivis Mahasiswa Kota Medan membuat video pernyataan sikap, menegaskan bahwa tuntutan agar Kakanwil Bea Cukai Sumut mengundurkan diri harus sampai kepada Menteri Keuangan Republik Indonesia. Mereka juga menyatakan bahwa aksi lanjutan dengan massa yang lebih besar akan dilakukan jika tuntutan tidak ditindaklanjuti.
Aksi hari ini menjadi penegasan bahwa mahasiswa tetap berada di garis depan dalam mengawal integritas lembaga negara dan mendorong transparansi serta akuntabilitas di lingkungan Bea dan Cukai Sumatera Utara.*(RP)


****************************************












