Denpasar |Nusantara Jaya News – Kegiatan Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (LIKE IT) 2025 yang ke-7 sekaligus sebagai penutup kegiatan, dilaksanakan di provinsi Bali, pada senin (24/11/2025). Sebelumnya LIKE IT 2025 sudah diselenggarakan sebanyak 6 kali di berbagai daerah seperti Jakarta, Aceh, Manado, Pontianak, Gorontalo dan Solo.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia bersama Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) berlangsung di Kampus UNHI Denpasar.
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan edukasi nasional yang digelar secara konsisten sejak tahun 2021 sebagai wujud sinergi antar otoritas keuangan dalam memperkuat pemahaman dan keterampilan masyarakat, utamanya generasi muda dalam mengelola keuangan.
Dengan mengusung tema “Cerdas Kelola Uang di Era Digital Wujudkan Masa Depan Gemilang ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya investasi sejak dini khususnya generasi muda cerdas keuangan menuju Indonesia Emas.
Kegiatan LIKE IT 2025 di Bali, dihadiri lebih dari 700 mahasiswa yang terdiri dari beberapa Universitas yang ada di Bali diantaranya, Universitas Udayana, Universitas Ganesha, Universitas Warmadewa, Universitas Pendidikan Nasional, Universitas Hindu Indonesia, Universitas Sugriwa dan Universitas Maha Saraswati.
Para peserta terlihat antusias mengikuti seluruh rangkaian acara yang terdiri dari talk show bersama otoritas sektor keuangan, sesi berbagi pengalaman dari praktisi keuangan, kuis interaktif dan booth edukasi yang dirancang untuk memberikan pengalaman belajar tentang literasi keuangan secara aplikatif dan menyenangkan.
Deputi Gubenur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti menyampaikan bahwa ada prinsip 3M pada saat akan memulai investasi yakni : 1. harus Melek digital, 2. harus Merencanakan sejak dini hari, 3. menjadi Marathoner.
“Yang pertama harus melek digital karena sekarang semua instrumen itu ada dalam platform hp. Kedua harus merencanakan sejak dini hari, sebagai mahasiswa mungkin kan belum bekerja yang full time tapi bekerja part time atau dapat uang dari orang tua itu bisa disisihkan perbulan nanti ditabung sejak dini. Jadilah Marathoner melek digital dan merencanakan investasi sejak dini hari, “jelas Destry.
Sementara, Wakil Ketua Komisioner LPS, Farid Azhar Nasution menyarankan kepada para gen Z sejak dini belajar untuk menyisihkan uang. Bahkan Ia menyebut sebanyak 20 juta pemuda umur 15 -30 tahun tidak memiliki rekening.
“Jika punya uang sebaiknya menyisihkan bukan menyisakan sekitar 20-30% tujuannya agar kita tidak kebingungan nanti, jangan sampai 3 bulan kedepan tidak punya uang. Ternyata ada 20 juta pemuda umur 15-30 tidak punya rekening. saran saya buat gen Z harus punya tabungan karena itu adalah bemper kita, buat jaga-jaga ibarat main bola yang tidak ada kiper ini bahaya, kita akan gampang kebobolan ujungnya kita akan beralih ke pinjol,”ujar Farid.
Di sisi lain, Kepala Direktorat Prilaku Usaha Jasa Keuangan Edukasi Perlindungan Konsumen dan Layanan Manajemen Strategis OJk, Irhamsah menyarankan agar berhati- hati dalam menggunakan gadget terutama jika ada penawaran dari e-commercee-commerce atau pinjaman online (pinjol).
“Semuanya pasti pernah dapat penawaran pinjol, undian e-commerce, bagaimana kita menyikapinya karena kalau kita masuk langsung gas kita akan terjerat pinjol, tertipu undian e-commerce dan terjebak dalam investasi bodong dan kadang kita tidak sadar. Jadi berhati-hati lah dan sebaiknya bertanya ke otoritas keuangan yang memiliki ijin atau ke BI dan OJk, “ungkap Irhamsah.
Ia juga menyarankan untuk memanfaatkan Satgas Pasti yang dibentuk OJK agar terhindar dari jeratan Pinjol dan Investasi Bodong yang marak beredar belakangan ini.
Wakil Rektor III Universitas Hindu Indonesia (UnHI) Denpasar, Dr. Drs. I Putu Sarjana, M.Si menyambut baik kegiatan LIKE IT 2025 yang digelar di UnHI Denpasar. Menurutnya kegiatan Literasi Keuangan ini sangat penting untuk mahasiswa dalam mengelola Keuangan.
“Kesehariannya selalu bergelut dengan dunia digital bagaimana digital itu berperan dalam dirinya. Maka sangat penting ada literasi bagi mahasiswa yang kondisi keuangannya berdasar pada kucuran dari orang tua yang bisa dikelola dengan baik. Saya kira sisa keuangan yang digunakan selain membiayai sekolah masih bisa dipakai untuk investasi,”ujar Putu Sarjana.
Ia menambahkan, KIP (Kartu Indonesia Pintar) program bantuan biaya pendidikan dari pemerintah untuk mahasiswa yang di peroleh setiap 6 bulan dan langsung masuk ke rekening mahasiswa juga bisa menjadi satu modal bagi mahasiswa dalam berinvestasi sejak dini.
Selain itu, Ia juga berharap agar mahasiswa yang hadir dapat menjadi perpanjangan tangan pemerintah khususnya Bank Indonesia untuk memberikan edukasi keuangan terhadap semua lapisan masyarakat agar berhati-hati berinvestasi dan menerima tawaran Pinjol. (tik)


****************************************












