banner 1000x130 **************************************** banner 1000x130
Budaya  

Masjid Jami’ Peneleh Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya

banner 2500x130 banner 2500x130 banner 1000x130

SURABAYA |Nusantara Jaya News – Kawasan Peneleh Surabaya kembali menjadi perhatian walikota Surabaya Eri Cahyadi. Hari Minggu, (28/12/25) Eri Cahyadi, yang diwakili Kepala Bagian Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kota Surabaya, Arief Budiarto, meresmikan Masjid Jami’ Peneleh sebagai bangunan Cagar Budaya Kota Surabaya dengan SK no:  100.3.3.3./287/436.1.2/2025 tentang Penetapan Bangunan Masjid Peneleh Sebagai cagar budaya yang ditetapkan pada 8 Desember 2025.

SK Walikota Surabaya tentang penetapan Masjid Peneleh sebagai cagar budaya. Foto: lurahpeneleh

Penandatanganan plakat dari marmer hitam itu disaksikan oleh Ketua Yayasan Masjid Peneleh Surabaya Syarif Thayib dan Lurah Peneleh Skundario Kristianindraputra, S.T.

banner 300x250
Penandatanganan prasasti marmer oleh Arief Budiarto. Foto: bud

Masjid Jami’ Peneleh ini dikenal didirikan oleh Sunan Ampel sebelum sampai di kawasan Ampel Denta pada pertengahan abad 15. Sejarawan Unair, Adrian Perkasa, menyebutkan bahwa kampung Peneleh menjadi satu di-antara kampung kampung, yang disinggahi oleh Raden Ahmad Rahmatullah atau Sunan Ampel, sebelum ia sampai di Ampel Denta pada abad 15 Masehi lalu (Radar Surabaya, 13 Mei 2019).

Bentuk interior masjid yang menyerupai kostruksi kapal kayu. Foto: ist

Masjid Jami’ Peneleh adalah salah satu dari kekunoan bangunan di kawasan Peneleh, yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya berdasarkan SK Kepala Daerah Tingkat II Surabaya Nomor 188.45/004/402.1.04/1998/15, tanggal 13 Januari 1998.

Mengingat pentingnya masjid, yang tidak sekedar bangunan kuno, maka baru kali ini Masjid Jami’ diresmikan sebagai bangunan Cagar Budaya, yang bertepatan dengan Milad Masjid ke 595.

‎Dalam sambutannya, Arief Budiarto, menyampaikan bahwa Masjid Peneleh memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi.

‎“Masjid ini mempunyai nilai sejarah yang luar biasa. Dari informasi para kiai sepuh, masjid ini bahkan lebih tua dari Masjid Ampel, namun tidak semua masyarakat mengetahui hal tersebut,” ujar Arief. (Duta.co, 28 Desember 2025).

Masjid Jami’ Peneleh Surabaya. Foto: ist

Melalui bukti masjid, yang diberitakan sudah ada sejak Raden Rahmat (Sunan Ampel) tiba di Surabaya pada abad 15, maka masjid menjadi petunjuk berkembangnya Islam di Surabaya dan sekaligus Peneleh sebagai pusat peradaban di era Majapahit.

Peradaban manusia ini juga dikuatkan oleh penemuan sumur kuno di kampung Pandean. Yaitu Sumur Jobong, struktur sumur yang terbuat dari bahan terakota bertumpuk. Berdasarkan hasil penelitian di Australia, sumur kuno, yang ditemukan pada 2018 ini, sudah ada pada tahun 1430 M. Kala itu sumur menjadi bagian dari kebutuhan domestik dan juga lainnya oleh masyarakat di lingkungan Peneleh.

Berdasarkan pemberitaan De Indische Courant sebagaimana dikutip dari (https://uinsa.ac.id/masjid-peneleh-peninggalan-sunan-ampel-perjuangan-kyai-wahab, 15/9/2025), dikabarkan bahwa pada 13 Agustus 1924 masjid ini dipugar dan dilebarkan sehingga tampak arsitektur dari era kolonial.

Kusen pintu dan jendela yang berbentuk gothic. Foto: ist

Masjid Jami’ Peneleh bermula dari langgar kecil, yang diperkirakan dibangun sekitar tahun 1430 Masehi (M), yang saat itu menjadi wadah menyebarkan Islam di Surabaya.

Kini zaman telah berganti dan Masjid Jami Peneleh sudah berubah menjadi besar dan berada di lingkungan padat penduduk. Yang ditunggu tunggu pun sudah datang. Yaitu sudah ditetapkan sebagai bangunan Cagar Budaya. (Nng).

banner 1000x130
banner 1000x130 banner 2500x130